GALAMEDIANEWS - Ekonomi Rusia terguncang hebat pada hari-hari pertama setelah Rusia menginvasi Ukraina setahun yang lalu. Bursa Efek Moskow segera ditutup selama beberapa hari dan Bank Sentral Rusia melipatgandakan suku bunga untuk mencegah uang mengalir ke luar negeri. Hal ini dikarena Uni Eropa dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi ekonomi kepada Rusia
Para pemimpin Uni Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sanksi-sanksi tersebut akan memiliki "konsekuensi yang serius dan berat" bagi Rusia. Selama 12 bulan terakhir, ekonomi Rusia telah mengalami kesulitan, tetapi masih berkinerja baik, jauh lebih baik daripada yang diperkirakan oleh Barat.
Alexandra Vakru, direktur eksekutif Pusat Studi Rusia dan Eurasia di Universitas Harvard, mengatakan bahwa kemerosotan ekonomi Rusia "jauh lebih kecil daripada 10-15 persen yang dibicarakan pada awal perang." Badan statistik resmi Rusia mengatakan minggu ini bahwa ekonomi Rusia akan menyusut hanya 2,1% pada 2022.
Chris Whiffer, yang telah bekerja di Rusia selama 25 tahun sebagai konsultan investasi dan ahli strategi, mengatakan bahwa ada banyak kepanikan tentang ekonomi rusia pada bulan-bulan pertama setelah invasi. Bukan hanya karena sanksi, tetapi juga karena banyak perusahaan asing yang meninggalkan Rusia.
Baca Juga: IMI Jabar Bakal Membangun Sirkuit di Purwakarta, Anne Ratna Mustika: Terlahir Pebalap Berprestasi