Tak Ingin Beri Hadiah Donald Trump, Kim Jong-un Nyatakan Korea Utara Jadi Negara Nuklir

- 28 Juli 2020, 20:35 WIB
Kim Jong Un dan para vetera Korea Utara tengah berfoto dalam acara ulang tahun gencatan senjata Perang Korea.*
Kim Jong Un dan para vetera Korea Utara tengah berfoto dalam acara ulang tahun gencatan senjata Perang Korea.* //Daily Mail

GALAMEDIA -  Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan senjata nuklir memiliki kekuatan untuk menjamin keamanan negara dalam menjalani kehidupannya. Diyakininya, senjata nuklir bisa mencegah terjadinya perang secara efektif dan dapat diandalkan.

Hal itu diungkapkan Kim Jong-un saat melakukan dengan veteran perang yang menandai peringatan 67 tahun berakhirnya perang Korea 1950-53.

Dilansir South China Morning Post, Selasa (28/7/2020), pernyataan itu menunjukkan Kim Jong-un tidak berniat meninggalkan senjata nuklir. Terlebih, rencana lanjutan diplomasi dengan Amerika Serikat (AS) kian meredup.

Baca Juga: China, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab Berlomba ke Planet Mars, Ada Apa Ya?

Sebelumnya Korea Utara telah meningkatkan retorika berapi-api atau melakukan tes senjata untuk mendapat pengakuan dari luar. Tetapi beberapa ahli mengatakan Pyongyang kemungkinan akan menghindari pembicaraan serius dengan Washington sebelum pemilihan presiden AS pada November. Pasalnya, Presiden Donald Trump berpeluang diganti oleh pemimpinan baru.

Kim mengatakan dalam pidatonya, Senin (27/7/2020), negaranya telah berusaha untuk menjadi "negara nuklir" dengan "kekuatan absolut" untuk mencegah perang lagi dan sekarang negara itu telah membangun alat pencegah seperti itu, menurut Kantor Berita Pusat Korea.

"Sekarang, kami telah berubah menjadi negara yang dapat mempertahankan diri dengan andal dan tak tergoyahkan terhadap tekanan intensitas tinggi dan ancaman militer dan pemerasan oleh kaum reaksioner imperialistik dan pasukan musuh," kata Kim.

Baca Juga: Analyst Meeting Triwulan II 2020: bank bjb Raih Laba Bersih Rp 808 Miliar

"Tidak akan ada perang lagi di tanah ini dan keamanan nasional dan masa depan kita akan dijamin dengan tegas dan permanen karena penangkal nuklir pertahanan diri kita yang andal dan efektif," kata Kim.

Pidato Kim mengikuti pernyataan baru-baru ini oleh pejabat Korea Utara dan AS yang menyatakan mereka enggan untuk terlibat dalam putaran diplomasi baru pada program nuklir Korea Utara dalam waktu dekat.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Presiden Donald Trump hanya ingin terlibat dengan Kim jika ada prospek kemajuan nyata.

Baca Juga: Takut Dibom Nuklir Filipina Ogah Beri Izin Baru Pangkalan AS, Malah 'Ngemis' Vaksin Corona ke China

Kakak Kim dan pejabat senior partai yang berkuasa, Kim Yo-jong, mengatakan pertemuan puncak baru akan "tidak taktis" bagi Korea Utara dan Pyongyang tidak akan memberi hadiah kepada Trump pada pertemuan tingkat tinggi yang bisa dibanggakannya sebagai pencapaian kebijakan luar negeri.

Kim Jong-un dan Trump bertemu tiga kali sejak Kim pada tahun 2018 tiba-tiba menjangkau ke Washington dan Seoul untuk mengadakan pembicaraan setelah menyatakan niatnya untuk menangani persenjataan nuklirnya yang semakin maju.

Banyak ahli yang skeptis dengan komitmen perlucutan senjata Kim dan mengatakan dia hanya bertujuan untuk melemahkan sanksi yang dipimpin AS dan menyempurnakan program nuklirnya.

Baca Juga: Israel Disebut Buat Skenario Serangan di Perbatasan Lebanon untuk Kambing Hitamkan Hizbullah

Diplomasi nuklir sebagian besar tetap terhenti sejak pertemuan Kim-Trump kedua pada Februari 2019 di Vietnam runtuh tanpa mencapai kesepakatan apa pun. Saat itu Trump menolak proposal Kim untuk mendapatkan bantuan sanksi luas sebagai imbalan untuk langkah denuklirisasi terbatas.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x