Midan meminta jajaran penyuluh pertanian untuk bergerak menemui petani guna mengoptimalkan kegiatan penyuluhan kepada petani agar mengetahui cara menyiasati dampak dari El Nino.
Selain itu, solusi lain yang perlu dilakukan oleh para petani diantaranya adalah menghemat penggunaan air bagi persawahan yang berada di dataran rendah seperti Kecamatan Campaka, Cibatu dan Kecamatan Bungursari, Hal ini karena persediaan air di wilayah itu semakin berkurang saat kemarau.
Sedangkan untuk persawahan yang berada di dataran tinggi seperti Kecamatan Wanayasa, Kiarapedes, dan Kecamatan Pondok Salam, persediaan air relatif lebih baik karena ada pasokan air dari sumber air pegunungan.
"Jadi kami memberikan informasi dan langkah antisipasinya kepada petani dalam menghadapi ancaman El Nino," tutur Midan.
Dalam menghadapi fenomena El Nino ini, Ia menyebutkan manajemen air yang baik menjadi kunci, mengingat musim kemarau akan lebih panjang dibandingkan biasanya.
Selain itu problem terbatasnya kesedihan air, menurut Medan, fenomena El Nino juga mempengaruhi penyebaran penyakit dan hama pada tanaman.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Keliru, Dedi Mulyadi Sebut Kontribusi Sektor Pertanian Sebenarnya Sangat Besar
"Kondisi seperti ini dapat menyebabkan penyebaran yang lebih cepat dan lebih luas dari serangan penyakit dan hama, yang dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen," ujar Midan.***