Kerajaan Arab Saudi Mau Berdamai dengan Israel, Tapi Ada Syaratnya

- 20 Agustus 2020, 11:49 WIB
Kerajaan Arab Saudi.
Kerajaan Arab Saudi. /


GALAMEDIA - Kerajaan Arab Saudi menyatakan tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel hingga negara Yahudi tersebut mencapai kesepakatan damai dengan Palestina. Hal ini mengindikasikan Saudi tak bakal ikuti langkah Uni Emirat Arab (UEA).

Dalam kunjungannya ke Berlin Jerman, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, "perdamaian harus dicapai dengan Palestina" berdasarkan perjanjian internasional sebagai syarat untuk normalisasi hubungan dengan Israel.

"Setelah itu tercapai, semua hal menjadi mungkin," katanya seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis 20 Agustus 2020.

Baca Juga: Ingin Susul Uni Emirat Arab, Sudan Ngaku Jajaki Normalisasi Hubungan degan Israel

Kesepakatan mengejutkan Israel-UEA pekan lalu merupakan kesepakatan ketiga yang dicapai Israel dengan negara Arab, setelah Mesir dan Yordania, dan meningkatkan prospek kesepakatan serupa dengan negara-negara Teluk pro-Barat lainnya.

Hingga saat ini, Arab Saudi, ekonomi terbesar di dunia Arab, telah mempertahankan sikap diam yang mencolok atas kesepakatan tersebut. Namun, para pejabat lokal telah mengisyaratkan bahwa Riyadh tidak mungkin segera mengikuti jejak sekutu utamanya di kawasan itu meskipun ada tekanan Amerika Serikat.

Pada konferensi pers dengan Menlu Jerman Heiko Maas, Pangeran Faisal mengulangi kritik terhadap "kebijakan sepihak" Israel dalam pencaplokan dan pembangunan permukiman di Tepi Barat sebagai "tidak sah" dan "merugikan" bagi solusi dua negara Palestina-Israel.

Baca Juga: Ulama Palestina Keluarkan Fatwa Haram Bagi Warga Uni Emirat Arab Beribadah di Masjid Al Aqsa

Sebagai bagian dari kesepakatan penting dengan UEA tersebut, Israel setuju untuk menangguhkan pencaplokan wilayah Tepi Barat yang diduduki, meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan rencana itu tidak akan dibatalkan dalam jangka panjang.

Warga Palestina memprotes kesepakatan tersebut sebagai pengkhianatan oleh pemain utama di dunia Arab, yang secara luas berpendapat bahwa hubungan normal dengan Israel hanya mungkin terjadi setelah perselisihan dengan Palestina diselesaikan.

Pangeran Faisal menekankan bahwa Arab Saudi telah mensponsori prakarsa perdamaian Arab tahun 2002 yang mengulurkan prospek normalisasi hubungan dengan Israel.

Baca Juga: Erick Thohir dan Retno Marsudi Kunjungi China, Beijing: Betapa Penting Hubungan Kedua Negara

Namun, dikatakannya bahwa Riyadh kini tidak melihat jalan menuju hubungan diplomatik tanpa kesepakatan damai Palestina.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x