Makna 'Ngarak Cai' Jelang HUT 22 Kota Cimahi Wujud Toleransi dan Keberagaman

- 18 Juni 2023, 23:15 WIB
Foto bersama pada saat prosesi Ngalokat Cai Kota Cimahi
Foto bersama pada saat prosesi Ngalokat Cai Kota Cimahi /Wika Khairunnisa

GALAMEDIANEWS - Kirab Budaya Ngarak Cai dan Ngaloat Cai Mapag Poe Karamat menjadi salah satu rangkaian peringatan hari jadi Kota Cimahi Ke 22 Tahun di sekitaran komplek Kantor Pemerintahan kota (Pemkot) Cimahi.

Acara diawali dengan kirab budaya yang menampilakan unjuk kesenian tradisional dari masing-masing kelurahan dari tiga wilayah kecamatan, seperti Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah, Dan Kecamatan Cimahi Selatan.

Terpantau pada Minggu, 18 Juni 2023 di area Pemkot Cimahi, persembahan kearifan lokal juga diisi oleh etnis lainnya seperti Etnis minahasa, Etnis Bali, Etnis China, dll.

Baca Juga: Megawati Ajak Seluruh Bnagsa Didik Generasi Muda Cinta dan Lestarikan Budaya Nusantara 

Selain itu, setiap kelurahan juga membawa air yang diperoleh dari mata air atau 'Hulu Cai' di masing-masing wilayahnya. Seperti Kelurahan Cibeber dari Kecamatan Cimahi Selatan, membawa air yang diisikan kedalam sebilah bambu dari tiga mata air yang terdapat di wilayah tersebut.

Nantinya seluruh air dari masing-masing kelurahan tersebut akan disatukan kedalam wadah berupa tempayan atau gentong sebagai simbol persatuan antar elemen masyarakat di Kota Cimahi.

Sebelum dilakukan penyatuan air, sesi doa secara ritual adat Sunda dan lintas agama seperti dari Penghayat Kepercayaan, Hindu, Buddha, Konghucu, Khatolik, Kristen dan Islam dilakukan sebagai harapan dan doa khusus agar Cimahi dapat menjadi lebih baik lagi di usianya yang ke 22 tersebut.

Sejumlah kesenian ditampilkan dalam detik-detik penyatuan air, para pelaku seni yang tampil didepan khalayak masyarakat menari sambil membawa sebilah bambu berisi air yang dikaitkan di punggung masing-masing penari.

Penyatuan air diawali oleh para pemuka agama, disusul oleh perwakilan kelurahan, dan perwakilan masyarakat. Air yang telah disatukan tersebut secara simbolik dipakai untuk mencuci tangan sebagai lambang penyucian diri oleh perwakila pejabat Kota Cimahi, kemudian melakukan penyiraman tanaman dengan harapan tanah di Cimahi akan selalu subur dan berkembang.

Halaman:

Editor: Ryan Pratama

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x