Roboh Terserang Gempa 2017, Hingga Saat Ini Bangunan SDN di Tasikmalaya Dibiarkan Tak Beratap

- 23 Agustus 2020, 16:28 WIB
Ruang kelas SDN Puspa Mulya Dusun Balawiri, Desa Pusparaja, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya dibiarkan tak beratap. (Foto: Septian Danardi)
Ruang kelas SDN Puspa Mulya Dusun Balawiri, Desa Pusparaja, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya dibiarkan tak beratap. (Foto: Septian Danardi) /

GALAMEDIA - Sejumlah ruang kelas SDN Puspa Mulya Dusun Balawiri, Desa Pusparaja, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, rusak parah. Bangunan sekolah tersebut roboh akibat diterjang gempa pada Desember 2017 lalu.

Menurut Kepala Sekolah SDN Puspa Mulya Maman Firmana, ruang kelas yang atapnya roboh tersebut hingga saat ini belum juga dilakukan perbaikan. Pasalnya tidak memiliki biaya untuk pembangunan.

Pihaknya sudah melakukan pengajuan ke dinas terkait, namun hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah.

Baca Juga: Bayi Penderita Hidrosefalus di Sumedang Kebanjiran Simpati

Dikatakannya, pascagempa pihaknya pernah melakukan pembelajaran di tenda sampai dua kali. Pertama pembelajaran di tenda bertahan 9 bulan bandtuan dari Kemensos. Lalu karena siswa merasakan tidak nyaman akhirnya tenda di bongkar.

Akan tetapi, lanjut Maman, dikarenakan ruang kelas yang tersedia tidak memadai untuk belajar, maka pihaknya kembali membangun tenda dengan swadaya. Lagi-lagi hanya bertahan beberapa bulan saja sehingga dibongkar lagi.

Total ruang kelas SDN Puspa Mulya ada 6 ruang, namun hanya bisa digunakan 3 ruang karena 3 lokal ruang atap dan bangunanya ambruk. Sementara yang tiga ruang lagi digunakan sekat untuk dua kelas kegiatan belajar mengajar.

Baca Juga: Kasus Baru Positif Covid-19 Hari Ini Masih di Atas 2.000 Kasus, Kawasan Wisata Jadi Perhatian

"Kondisi tiga ruang yang saat ini digunakan juga sudah mengkhawatirkan, dinding bangunan banyak yang retak dan plapon banyak yang bolong. Jika hujan kelas tersebut bocor," kata Maman, saat ditemui, Ahad 22 Agustus 2020.

Sehingga, lanjut Maman, saat dilaksanakan KBM sering was-was, karena takut tiba-tiba roboh. Pasalnya, wilayah Cigalontang merupakan kawasan yang sering terkena musibah jika ada gempa, bahkan banyak yang menjadi korban.

"Bahkan 3 lokal ruang yang ambruk ini merupakan ruangan yang dibangun dari dompet dhuafa pada 2010, akibat diterjang gempa pada 2009. Lalu ambruk lagi, saat diterjang gempa pada desember 2017. Hingga kini masih belum diperbaiki," ujarnya.

Baca Juga: Filipina Nekat Kirim Pesawat Militer ke Laut China Selatan, Beijing: Stop Provokasi Ilegal!

Untuk siswanya sendiri saat ini ada sebanyak 116 siswa dari kelas 1 sampai 6. Sedangkan tenaga pengajar ada 6 diataranya 2 guru PNS dan sisanya tenaga honorer.

"Kami berharap bantuan perbaikan bisa segera turun, sehingga bisa lebih cepat melakukan pembangunan. Pasalnya, mumpung kegiatan siswa sekolah masih daring dan luring. Jadi tidak mengganggu kenyamanan belajar siswa," ungkapnya.

Ditambahkannya, secara prosedur pihaknya sudah mengajukan dana bantuan untuk perbaikan. Namun sampai saat ini belum juga cair. Alasannya anggaran untuk pemabangunan infrastruktur dialihkan sementara untuk anggaran penanganan wabah covid 19 dulu.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x