GALAMEDIANEWS - Para analis pasar uang, termasuk Ariston Tjendra, menyoroti peristiwa menarik di pasar keuangan yang terjadi baru-baru ini. Rupiah, mata uang nasional Indonesia, diketahui mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Penyebab utama di balik pelemahan ini adalah data ekonomi AS yang ternyata jauh lebih positif dari yang diharapkan. Secara khusus, data produk domestik bruto (PDB) kuartal II 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,4 persen, melampaui ekspektasi yang hanya sebesar 1,8 persen.
Selain itu, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS juga mengejutkan dengan hanya mencapai 221 ribu, sementara ekspektasi sebelumnya mencapai 235 ribu.
Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang, menyampaikan pandangannya terhadap situasi ini. Menurutnya, data ekonomi AS yang membaik secara signifikan akan memberikan dukungan kuat bagi kebijakan suku bunga tinggi AS.