Donald Trump Disebut Racun Kerusuhan Amerika Serikat

- 2 September 2020, 15:46 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.*/
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.*/ /Instagram/@realdonaldtrump

GALAMEDIA - Calon presiden Joe Biden menyebut Presiden Donald Trump sebagai racun yang memicu terjadinya kekerasan dalam gelombang protes dan kerusuhan mematikan yang terjadi selama berminggu-minggu di Amerika Serikat (AS).

Dalam pidatonya pada Senin 31 Agustus 2020 di Pittsburgh, negara bagian Pennsylvania, Biden mencap pemerintahan Trump sebagai 'kehadiran racun di AS'.

"Api sedang berkobar dan kami memiliki seorang presiden yang mengipasi api daripada memadamkannya. Presiden tidak mampu mengatakan yang sebenarnya, tidak mampu menghadapi fakta dan tidak mampu menyembuhkannya," ucap Biden dalam pidatonya.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi Boyong 150 Wanita Cantik Berbagai Negara Ikuti Pesta Senilai Rp 732 Miliar

Kandidat presiden dari Partai Demokrat itu menyampaikan pidato bernada sindiran jelang sehari sebelum kunjungan Trump ke Kenoshan, Wisconsin.

Sindiran Biden ini sekaligus menjawab ucapan Trump yang memmperingatkan warga AS yang hidupnya 'tidak akan aman' di bawah pemerintahan Biden.

Menjawab sindiran tersebut, juru bicara Biden berupaya membalikkan keadaan dalam pidato berdurasi 222 menit di Pittsburg. Biden melontarkan pertanyaan yang sama ke pemilihnya "Apakah Anda benar-benar merasa lebih aman di bawah Donald Trump?".

Baca Juga: Parah, Perdana Menteri Norwegia Sebut Aksi Perobekan Al-Qur'an Bagian dari Kebebasan Berekspresi

Pertanyaan tersebut dilontarkan seiring dengan ucapan Biden yang mengatakan jika Trump tidak mampu menghentikan kekerasan yang terjadi selama bertahun-tahun ia menjabat. Sebaliknya, sebagai presiden ia justru mengobarkan kekerasan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.

"Trump mungkin percaya mengucapkan 'hukum dan ketertiban' membuatnya kuat. Tapi kegagalannya dalam meminta pendukungnya untuk berhenti bertindak sebagai milisi bersenjata di negara ini menunjukkan kepada Anda betapa lemahnya dia," ucap Biden seperti dilansir Channel News Asia.

Trump pada Selasa 1 September 2020 mengunjungi Kenosha usai peristiwa penembakan terhadap pria kulit hitam keturunan Afrika-Amerika, Jacob Blake oleh petugas kepolisian kulit putih. Dalam kunjungannya itu, Trump mengaku enggan menemui pihak keluarga karena mereka ingin melibatkan pengacara.

Baca Juga: 76 Warga Sipil Jadi Korban Keganasan Gerombolan Penyerang Polsek Ciracas

"Saya berbicara dengan pendeta (keluarga) dan saya pikir akan lebih baik tidak melakukan apa pun di mana ada pengacara yang terlibat. Mereka ingin saya berbicara. Mereka ingin melibatkan pengacara dan saya pikir itu tidak pantas," ucapnya.

Sekretaris pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengungkap Trump dalam kunjungan hanya bertemu dengan aparat kepolisian dan beberapa pemilik bisnis untuk menaksir kerusakan akibat unjuk rasa buntut penembakan terhadap Jacob Blake.

Sementara itu, Justin Blake, paman James Blake, mengatakan kepada CNN bahwa ayah Jacob tidak tertarik berbicara dengan Presiden Trump. 
Justin bilang, ayah Jacob hanya ingin kesejahteraan dan keadilan bagi puteranya.

Baca Juga: Pentagon Sebut Beijing Mengincar Indonesia Sebagai Lokasi Fasilitas Logistik Militer China

"Presiden Trump adalah seorang rasis yang memicu ketegangan rasial. Dia telah menimbulkan ketegangan rasial sejak dia berada di Gedung Putih. Mengapa, sebagai paman Jacob, saya ingin berbicara dengannya? Fokus kami adalah pada Jacob dan menyembuhkan komunitas," kata Justin.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x