Perwakilan PBB Palestina Mengatakan telah Israel Berbohong
Duta Besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Riyad Mansour, telah menuduh Israel secara tegas telah melakukan serangan mematikan di Rumah Sakit al-Ahli di Gaza. Mansour dengan keras menolak klaim Israel bahwa serangan tersebut bertujuan untuk menargetkan kelompok bersenjata, Islamic Jihad, dan menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai "pembohong."
Mansour menyoroti sebuah cuitan yang dihapus oleh juru bicara digital Israel yang menyarankan bahwa rumah sakit itu diserang karena kedekatannya dengan pangkalan Hamas, dengan menekankan bahwa Israel tidak dapat membuat cerita untuk membenarkan serangan tersebut.
Baca Juga: Pembantaian Menewaskan 500 Orang dalam Serangan Udara Israel terhadap Rumah Sakit al-Ahli Arab
Arab Saudi, Yordania, Qatar, dan Turki Mengutuk Serangan
Beberapa negara Arab telah bergabung dalam kecaman tersebut. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menggambarkan serangan rumah sakit sebagai "kejahatan biadab," dan Raja Abdullah Yordania menyebutnya sebagai "pembantaian" dan "kejahatan perang." Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan kecamannya yang kuat, menekankan eskalasi berbahaya serangan Israel terhadap target-target sipil. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkan serangan rumah sakit sebagai contoh tindakan Israel yang kehilangan nilai-nilai kemanusiaan dasar dan mengajak tindakan internasional untuk menghentikan kebrutalan di Gaza.
Mesir Menyatakan Pelanggaran Hukum Humaniter Internasional
Mesir juga mengutuk serangan Israel terhadap Rumah Sakit Arab al-Ahli, menyebutnya sebagai "pelanggaran berbahaya" terhadap hukum humaniter internasional. Kementerian Luar Negeri Mesir menekankan bahwa menargetkan fasilitas sipil melanggar nilai-nilai dasar kemanusiaan dan hukum internasional.
PBB Mengekspresikan Keterkejutan atas Serangan Sekolah
Rumah Sakit al-Ahli bukanlah satu-satunya target sipil di Gaza. Sebuah sekolah yang dioperasikan oleh PBB yang menampung orang yang terdislokasi akibat perang juga diserang, mengakibatkan kematian setidaknya enam orang. Pejabat PBB menyatakan keterkejutan dan kesedihan atas pelanggaran hukum humaniter internasional, menekankan bahwa serangan terhadap kamp pengungsi yang padat penduduk yang menampung orang yang terdislokasi adalah tidak dapat diterima.
Editor: Feby Syarifah
Sumber: Al Jazeera