Lambang Negara yang Diubah. Mantan Anggota Paguyuban Tungal Rahayu Mengaku Tidak Tahu

- 10 September 2020, 07:14 WIB
Lambang negara Burung Garuda yang diubah kepalanya menghadap ke depan dan tulisan Bhinneka Tunggal Ika yang ada di bagian bawah, ditambah dengan kalimat lain menjadi Bhineka Tunggal Ika Soenata Logawa sebagai logo Paguyuban Kandang Wesi Tunggal Rahayu.
Lambang negara Burung Garuda yang diubah kepalanya menghadap ke depan dan tulisan Bhinneka Tunggal Ika yang ada di bagian bawah, ditambah dengan kalimat lain menjadi Bhineka Tunggal Ika Soenata Logawa sebagai logo Paguyuban Kandang Wesi Tunggal Rahayu. /



GALAMEDIA - Paguyuban Tunggal Rahayu di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut dikabarkan sudah tidak ada aktivitas lagi. Sejumlah anggotanya pun memilih untuk keluar dari paguyuban setelah mengetahui adanya kerancuan pada organisasi tersebut.  

Amas (37), warga Kecamatan Cisewu yang juga merupakan mantan anggota Paguyuban Tunggal Rahayu menyebutkan, sebelumnya Kantor Paguyuban Tunggal Rahayu berada di Kampung Cigentur, Desa/Kecamatan Cisewu, Namun menurutnya saat ini kantor tersebut sudah sepi dan tidak ada aktivitas lagi.

Bahkan Amas pun mengaku tidak mengetahui dimana saat ini keberadaan dari pimpinan paguyuban.  

Baca Juga: PSBB Jakarta: Tempat Hiburan Kembali Ditutup, Restoran dan Cafe Hanya Boleh Take Away

"Kalau di Cisewu katanya sudah enggak ada aktivitas lagi. Saya juga tidak tahu ada dimana sekarang Cakraningrat itu," ujarnya, Rabu 9 September 2020.

Amas mengaku tidak mengetahui tentang adanya perubahan lambang negara Burung Garuda. Menurutnya, hanya pimpinan paguyuban Prof. Dr. Ir. Cakraningrat yang mengetahui soal logo paguyuban.

"Sama sekali enggak tahu kalau lambang negara diubah. Saya juga baru tahu sekarang pas udah ramai," katanya.

Baca Juga: Situasi Indo Pasifik Kian Berbahaya, Prabowo Beberkan Pertemuannya dengan Menhan China

Menurut Amas, ia sudah bergabung dengan Paguyuban Tunggal Rahayu sekita satu tahun. Semula tertarik bergabung karena dijanjikan akan medapat deposito emas. Saat bergabung menjadi anggota, ia mengaku dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 100 ribu.

Menyimpang

Sementara itu, Camat Cisewu, Heri Hermawan, mengatakan jika pihaknya bersama Muspika Cisewu sudah membubarkan Paguyuban Tunggal Rahayu setelah menerima laporan dari warga yang resah dengan keberadaan paguyuban tersebut yang dinilai banyak bertentangan.  

"Kami sepakat untuk membubarkan paguyuban itu. Ada beberapa hal yang menyimpang dari aktivitas paguyuban. Saat ini sudah tidak ada lagi aktivitas di paguyuban tersebut," ucapnya.

Menurut Heri, saat ini kondisi di Kecamatan Cisewu sangat kondusif. Warga pun berharap, dengan dibekukannya semua aktivitas paguyuban bisa menghentikan keberadaannya. Ia pun meminta warga untuk menjaga kondusifitas ini.

Baca Juga: Nella Kharisma dan Dory Harsa Akhirnya Buka-bukaan, Umumkan Telah Menikah di Depan Publik

"Masyarakat sudah mengerti dan bisa menahan diri. Kami percaya, warga dapat menjaga kondusifitas ini," ujarnya.

Heri menyebutkan, para pengikut Paguyuban Tunggal Rahayu telah membuat surat pengunduran diri, dan akan diserahkan kepada ketua paguyuban Kecamatan Cisewu. Mereka sudah menyadari jika misi organisasi tidak sejalan dan sering bertentangan dengan pemahaman warga yang jadi anggota.

Ai Lalea, salah seorang anggota Paguyuban Tunggal Rahayu mengaku telah membuat surat pengunduran diri karena merasa sudah banyak yang meyimpang dari paguyuban ini. Salah satunya yaitu perubahan ayat Alquran.

Baca Juga: Situasi Indo Pasifik Kian Berbahaya, Prabowo Beberkan Pertemuannya dengan Menhan China

"Seperti kalimat Bismillah diganti menjadi Al-Bismillah oleh pimpinan paguyuban. Makanya saya memilih untuk mengundurkan diri dari paguyuban," katanya.***


Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x