Network
Kehidupan Desa dan Kota selalu menjadi komparasi dalam kehidupan manusia. Kehidupan kota dikenal sebagai kota yang amat sibuk, berteman dengan polusi udara, polusi suara, banyak bangunan tinggi menjulang. Sedangkan kehidupan desa dihiasi dengan ketenangan, pemandangan hijau, air bersih, udara segar, gotong royong, keramat tamahan warga dan segala hal yang mendefinisikan “healing”.
Orang perkotaan mencari suasana desa untuk berlibur dan beristirahat. Kemudian karena suasana pedesaan masih alami, mereka yang sudah memiliki potensi harus mengembangkannya. Sesuai dengan kebijakan pemerintah khususnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2021 telah menggelar siaran pers HM.4.6/458/SET.M.EKON.3/12/2021.
Siaran pers tersebut berisi mengenai pengembangan desa wisata adalah tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan. Karena itu, tiap daerah dan desa perlu mencermati potensi yang dimilikinya untuk diangkat dan dikembangkan agar memberikan nilai tambah manfaat serta menghasilkan produktivitas yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Desa di Kuningan, Jawa Barat khususnya seperti Desa Cibuntu telah memulai mengembangkan potensi desanya sejak tahun 2015 karena yakin bahwa desanya memiliki potensi pariwisata yang menarik.
Menurut kepala Desa Cibuntu Pak Dadi mengatakan bahwa “Desa Cibuntu dulu adalah desa tertinggal, kini sudah menjadi Desa Mandiri namun kami butuh banyak ilmu agar bisa terus berkembang”.
Kegiatan PKM di Desa Cibuntu, Kuningan
Desa Cibuntu telah meraih urutan kelima terbaik tingkat ASEAN pada 2016 dalam bidang homestay. Selain itu, pada 2017, desa ini juga terpilih sebagai desa wisata terbaik peringkat dua di Indonesia dalam perhelatan Community Based Tourism (CBT) Kementerian Pariwisata Indonesia. Namun, telah meraih berbagai prestasi, tidak menjadikan desanya puas. Justru ingin semakin meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya menjadi lebih “melek” digital.
Dikonfirmasi oleh Sekretaris desa, Ibnu yang mengatakan bahwa “Desa Cibuntu hanya memiliki modal 0 rupiah namun memiliki semangat yang tinggi masyrakatnya untuk membangun desa wisata yang seperti sekarang ini”.
Universitas Telkom khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi dan Digital Public Relation yang terdiri dari Aiza Nabilla Arifputri, M.A, Yoka Pradhana, M.I.Kom. dan Rifqi Abdul Aziz, M.I.Kom.melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan membuat sebuah pelatihan Digitalisasi UMKM dan Cyberbranding di Desa Cibuntu, Kuningan.
Diikuti oleh beberapa anggota Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) beserta ketuanya, Kepala Desa, Sekretaris Desa, pengelola homestay, Kelompok Wanita Tani, dan Pengrajin bambu. Sharing Session dipantik oleh Yoka Pradana, M.I.Kom. sehingga mereka menceritakan keluh kesahnya mengenai perkembangan digital yang sulit untuk diikuti.
Aiza Nabilla Arifputri, M.A juga memaparkan bahwa sebagai kelompok sadar wisata harus bisa memanfaatkan gawai untuk promosi. Dimulai dengan pemaparan materi pesan persuasif. Untuk membuat sebuah konten di media sosial harus mulai dari membuat pesan yang menarik. Sholeh, dkk selaku pengelola media sosial diberikan tugas untuk membuat list kekurangan dan kelebihan desa wisatanya sehingga memiliki banyak ide yang bisa dikembangkan menjadi sebuah konten promosi.
Sholeh seorang pengelola media sosial Desa Cibuntu menjadi salah satu peserta yang paling aktif bertanya dan menjawab mengenai keresahannya harus bagaimana untuk membuat konten promosi yang menarik. Sehingga Rifqi Abdul Aziz, M.I.Kom. menunjukkan kemampuannya untuk mendampingi anggota pokdarwis untuk membuat sebuah kampanye yang akan digunakan oleh desa wisata Cibuntu untuk keperluan konten ke depannya dengan menggunakan konsep Cyberbranding.
Baca Juga: Data Terbaru 13 UNIVERSITAS TERBAIK di Bandung, Jawa Barat, Versi EduRank, Ada Unpas dan Telkom
Acara pelatihan digital ini, ditutup dengan pembagian souvenir untuk para peserta dan foto bersama. Peserta dari desa Cibuntu berharap program seperti ini bisa berlanjut karena sangat bermanfaat bagi perkembangan sumber daya manusia desanya khususnya mengenai pengetahuan digital.***
