GALAMEDIANEWS – Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah di beberapa wilayah Indonesia, Kemenkes berencana menggunakan bioteknologi nyamuk Wolbachia. Nyamuk akan dimasukkan bakteri Wolbachia lalu dilepaskan ke lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian, bakteri ini diyakini mampu membunuh perkembangbiakkan virus dengeu di dalam nyamuk aedes aegypti. Bakteri ini akan menyebar dalam proses perkawinan.
Namun, dibalik kecanggihannya, tak sedikit dari masyarakat yang masih menganggap nyamuk ini berbahaya. Karenanya, merasa begitu resah dengan kehadiran nyamuk-nyamuk tersebut.
Salah satunya adalah Anwar yang merupakan warga Bandung Timur. “Saya dengar-dengar ini nyamuknya diubah-ubah gitu genetikanya. Saya jadi takut jadi kenapa-kenapa kalau digigit,” ujar pria yang bekerja di perusahaan swasta ini saat diwawancarai, Jumat 17 November 2023.
Hal senada dengan Anwar disampaikan juga oleh Utami yang juga merupakan warga Bandung. “Bukannya pakai fogging ya selama ini ke rumah-rumah penduduk untuk membasmi nyamuk demam berdarah? Lebih baik pakai fogging saja disemprot daripada pakai yang aneh-aneh,” tutur ibu rumah tangga berusia 56 tahun ini saat diwawancarai, Jumat 17 November 2023.
Kemenkes memang telah menginformasikan kepada masyarakat luas bahwa bioteknologi ini tak berbahaya. Selain itu, sama sekali tak ada rekayasa genetika.
“Kalau sudah mikir genetik pasti sudah mikir yang macam-macam,” tutur dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari, Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan dalam Instagram pribadinya, dilansir dari Antaranews.