Serikat pekerja itu menuduh Presiden Emmanuel Macron menghancurkan sistem keamanan sosial Prancis, merusak layanan untuk masyarakat, dan menempatkan kepentingan bisnis besar di atas para pekerja, bahkan dalam kondisi pandemi yang telah membuat ekonomi hancur dan pemecatan pekerja terpaksa dilakukan.
CGT dan enam serikat pekerja lain dari sektor pendidikan menyatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa situasi ini mengharuskan "adanya reformasi mendalam dengan perubahan total dengan kebijakan sosial ekonomi saat ini juga."
Baca Juga: PA 212: Ahok Produk Gagal yang Terus Dipaksakan oleh Rezim
Kebijakan reformasi Presiden Macron untuk meliberalisasi ekonomi dan menunjang daya saing Prancis telah membuat munculnya gelombang protes, yang terkadang disertai kekerasan, selama tiga tahun ia menjabat.***