Network
GALAMEDIANEWS – Saat ini, media sosial tak asing lagi bagi kebanyakan orang. Khususnya bagi anak-anak muda. Nah, tak banyak yang menyadari bahwa media sosial sebenarnya sebabkan westernisasi budaya
“Sebenarnya ada banyak media yang sebabkan westernisasi. Tapi, media sosial menjadi media yang sangat-sangat signifikan. Tiap hari tiap jam buka media sosial, instagram atau twitter. Ada nilai-nilai westernisasi di sini,” tutur Adhy Gunawan, seorang sarjana hubungan internasional dari Universitas Katolik Parahyangan.
Adhy menjelaskan bahwa westernisasi adalah proses peniruan hal-hal yang ada di dunia barat. Hal sebabkan budaya lokal semakin terpinggirkan. Lama kelamaan, karena semakin terpinggirkan, budaya lokal akan punah.
Baca Juga: Sinopsis Film Horor Pasar Setan, Sekumpulan Vlogger Terjebak di Tempat Berbahaya
“Seberapa banyak anak muda sekarang yang tahu tari jaipong atau lagu-lagu daerah? Jangan sampai lagu barat tahu tapi lagu daerah nggak tahu” katanya.
Adhy pun menyebut bahwa seharusnya westernisasi budaya dibahas dalam debat calon presiden. Terlebih, budaya menjadi salah satu identitas bangsa yang benar-benar harus dijaga.
“Ini seharusnya sih dibahas di debat presiden kemarin. Bagaimana dengan budaya kita di tengah arus westernisasi yang semakin hari memang semakin masif. Kalau nggak punya budaya, sama saja kita nggak punya identitas,” ujarnya.
Baca Juga: Kisah Sebastien Haller, dari Penderita Kanker hingga Menjadi Juara Afrika bersama Pantai Gading
Meskipun westernisasi berdampak terpinggirkannya budaya lokal, tak lantas westernisasi ditolak sepenuhnya. “Kalau menolak westernisasi, kita yang jadi susah sendiri. Kita juga butuh media sosial. Pastinya dari sekarang harus ada langkah sekuritisasi budaya dari sekarang,” jelasnya.
