Mengapa Korporasi Tutup Mata dari Kebohongan Daur Ulang Plastik?

- 1 Maret 2024, 06:47 WIB
ilustrasi sampah plastik yang menumpuk tidak didaur ulang.
ilustrasi sampah plastik yang menumpuk tidak didaur ulang. /pixabay.com @karuvadgraphy/

GALAMEDIANEWS - Di tahun 1988, logo daur ulang yang kita kenal, sekarang mulai dipergunakan. Meskipun sebenarnya mereka di balik yayasan penciptanya sudah mengetahui, jika daur ulang, bukan sesuatu yang sustainable untuk dilakukan dalam jangka panjang.

Dilansir laporan pada laman @climateintegrity.org, pengetahuan ini sudah diketahui, selama lebih dari 30 tahun, namun daur ulang tetap dipromosikan dengan berbagai cara.

Demi mendapatakan keuntungan sebanyak - banyaknya, korporasi produsen plastik, menggenjot penjualan dengan kemasan sekali pakai. Hal ini sudah terjadi sejak tahun 50 an, dan terus berlanjut hingga sekarang.

Solusi daur ulang mulai dipromosikan tahun 80 an, setelah di beberapa dekade sebelumnya sudah terjadi propaganda tentang bagaimana plastik, adalah barang sekali pakai, yang mudah di buang.

Baca Juga: Bahaya Makanan dengan Bungkus Plastik yang Terpapar Panas, Bisa Sebabkan Kanker

Laporan terbaru dari Center For Climate Integrity mengungkapkan, kalau korporasi produsen plastik sudah mengetahui fakta bahwa daur ulang bukanlah solusi pengelolaan sampah plastik yang layak secara ekonomi dan teknis selama 30 tahun lebih . Namun, mengesampingkan fakta tersebut.

Asosiasi perdagangan vinl institute dalam memo internalnya tahun 1980, sudah menyinggung tentang daur ulang yang tidak dapat dipertimbangkan, sebagai solusi permanen sampah padat (untuk plastik). Karena hanya memperpanjang waktu sampai suatu saat barang dibuang.

Baca Juga: Edukasi Pemanfaatan LIMBAH Sampah Plastik Menjadi Paving Blok

Alasan daur ulang bukan sebuah solusi permanen untuk sampah plastik :

  1. Berbagai macam jenis plastik tidak dapat di daur ulang bersamaan.
  2. Kualitas material plastik yabg akan turun setelah diolah kembali, sehingga hanya bisa didaur ulang satu, atau dua kali.
  3. Biaya daur ulang yang tidak murah.
  4. Daur ulang yang dilakukan secara kimiawi menyebabkan lebih banyak polusi, dan menggunakan lebih banyak energi.

Faktanya hanya 9% plastik yang telah didaur ulang, dari semua plastik yang pernah dibuat, dan hanya 19% yang diinsenerasi. Sedangkan 72% plastik berakhir di TPA, atau lingkungan sekitar kita.

Halaman:

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: instagram @climateintegrity.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x