Sampah Rumah Tangga di Kota Bandung Masih Campur Aduk, Simak, Jenis-Jenis Sampah Yang Sampai di TPS dan TPA

- 4 Maret 2024, 04:03 WIB
Mang Uju (42) tengah mengangkut sampah di lingkungan Kompleks Perumahan Antapani Kota Bandung. sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sampah Yang diangkut dari rumah ke rumah tersebut masih berupa sampah campuran organik dan anorganik"""
Mang Uju (42) tengah mengangkut sampah di lingkungan Kompleks Perumahan Antapani Kota Bandung. sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sampah Yang diangkut dari rumah ke rumah tersebut masih berupa sampah campuran organik dan anorganik""" /bambang priambodo/Galamedianews.com/

 

 

GALAMEDIANEWS - Sampah rumah tangga di Kota Bandung hingga kini sebagian besar masih bercampur aduk saat sampai di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal itu tentu saja membuat permasalahan sampah menjadi salah satu prioritas utama dalam penanganannya, baik pembuangan maupun pengelolaan.

Bercampur aduknya sampah rumah tangga di Kota Bandung itu terlihat dari jenis sampah yang biasa diangkut oleh para petugas sampah di lingkungan permukiman. Yakni, dari mulai sampah organik, anorganik, Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), kertas, hingga residu.

Seperti diakui Uju (42), salah seorang petugas pengangkut sampah di dua Rukun Warga (RW) Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, baru-baru ini.

Baca Juga: Tangani Masalah Sampah, Perguruan Tinggi di Bandung Diajak Ikut Terlibat

"Saya hampir setiap hari mengangkut sampah rumah tangga dari rumah ke rumah di Antapani. Sampah yang saya angkut sudah bercampur aduk dan sebagian besar sulit untuk memilah mana yang kardus, palstik, daun-daunan, botol kaca, tabung bekas, ataupun bungkus bekas makanan," ujarnya.

Menurut Uju, volume sampah yang biasa dia angkut setaip hari ke TPS Jalan Indramayu, berkisar antara satu hingga dua bak, atau sekitar dua hingga empat kubik, dengan menggunakan sepeda motor milik kelurahan.

Hanya Satu TPS Yang Memiliki Mesin Pemilah

Diakuinya, dari tiga TPS yang berada di kawasan Antapani, yakni TPS Jalan Cibatu, Jalan Subang, dan Jalan Indramayu, hanya TPS di Jalan Indramayulah yang memiliki mesin pemilah sampah organik dan anorganik yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.

Sedangkan dari setiap TPS yang ada di Kawasan Antapani tersebut, sedikitnya meluncur satu truk bermuatan penuh sampah yang akan dibuang ke TPA Sarimukti, Kec. Cipatat, Kab. Bandung Barat. Artinya, dua dari tiga truk itu membawa sampah yang masih bercampur aduk ke TPA Sarimukti pada setiap harinya.

TPA Sarimukti Tolak Sampah Campur Aduk

Padahal DLH Provinsi Jawa Barat pada akhir Tahun 2023 telah memastikan bahwa TPA Sarimukti di Kab. Bandung Barat, akan menolak sampah dari kawasan Bandung Raya yang masih campur aduk antara organik dan anorganik mulai awal tahun 2024 ini.

"Kabupaten/kota sudah tidak boleh buang sampah organik. Mulai 1 Januari 2024, kalau masih masuk (Sarimukti) kita suruh balik truknya," kata Kepala DLH Prov. Jabar Prima Mayaningtyas saat dikonfirmasi Antara, di Kota Bandung, beberapa waktu lau.

Dikatakan Prima, pihaknya memberlakukan masa transisi sebagai persiapan kebijakan penolakan jenis sampah organik masuk ke Sarimukti yang kini memang sudah tidak memungkinkan, pascakebakaran di TPA Sarimukti beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Kota Bandung Menuju Zero Waste City, Ema Sumarna: Tak Bisa Terus Andalkan TPA Sarimukti

Karenanya dia sangat berharap kerja sama dari seluruh pihak, baik pemerintah daerah di kawasan Bandung Raya dan masyarakat, untuk secara bersama-sama mengurangi dan memilah sampah agar TPA Sarimukti dapat terus digunakan hingga TPPAS Regional Legok Nangka bisa beroperasi maksimal.

"Maka kita harap supaya bisa mempertahankan masa darurat ini (untuk mengurangi volume sampah dan membiasakan memilah sampah)," tuturnya.

Pemilahan itu, lanjut Prima, harus dilakukan karena dari hari ke hari kapasitas TPA Sarimukti semakin terbatas hingga harus dilakukan pembuangan dengan sistem kuota bagi seluruh daerah di Bandung Raya.

Simak Jenis-Jenis Sampah Yang Ada di Sekitar Kita

Menurut laman resmi Direktorat SMP Departemen Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, inilah jenis-jenis sampah yang biasa ada di sekitar lingkungan masyarakat kita sehari-hari;

  1. Sampah Organik; merupakan sampah yang sifatnya mudah terurai di alam (mudah busuk), seperti sisa makanan, daun-daunan, atau ranting pohon. Sampah organik umumnya diwadahi dengan tempat sampah berwarna hijau. Dengan memisahkan sampah organik dalam wadah tersendiri, maka dapat memudahkan sampah organik diproses menjadi pupuk kompos.
  2. Sampah Anorganik; merupakan sampah yang sifatnya lebih sulit diurai, seperti sampah plastik, kaleng, dan styrofoam. Sampah anorganik umumnya diwadahi dengan tempat sampah berwarna kuning. Dengan adanya tempat sampah khusus maka dapat mempermudah pemanfaatan sampah anorganik sebagai kerajinan daur ulang atau daur ulang di pabrik.
  3. Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3); umumnya diwadahi dengan tempat sampah berwarna merah. Sampah B3 merupakan sampah yang dapat membahayakan manusia, hewan, atau lingkungan sekitar. Contoh sampah B3, yaitu sampah kaca, kemasan detergen atau pembersih lainnya, serta pembasmi serangga dan sejenisnya. Agar meminimalisir dampak yang mungkin ditimbulkan, sampah B3 perlu dikelompokkan secara khusus dalam satu wadah.
  4. Sampah Kertas; merupakan jenis sampah yang dapat dipilah secara khusus dalam wadah tempat sampah berwarna biru. Pemilahan sampah kertas berguna untuk memudahkan proses daur ulang kertas. Karton, potongan kertas, pamflet, bungkus kemasan berbahan kertas, dan buku juga termasuk dalam jenis sampah kertas.
  5. Sampah Residu; merupakan sampah sisa di luar keempat jenis sampah di atas. Tempat sampah yang diperuntukan bagi tempat sampah residu umumnya berwarna abu-abu. Contoh sampah residu yaitu seperti popok bekas, bekas pembalut, bekas permen karet, atau puntung rokok."""

Editor: H. Bambang Priambodo

Sumber: ANTARA Wawancara Direktorat SMP Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah