Prediksi Mengerikan Ahli Pernafasan tentang Donald Trump yang Kini Terinfeksi Virus Corona

- 2 Oktober 2020, 19:47 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump positif terinfeksi virus Corona.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump positif terinfeksi virus Corona. /Tim Lingkar Kediri/https://i.insider.com/5a0490ad35876ea4008b4fa4?width=640&format=jpeg&auto=webp

GALAMEDIA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan ibu negara Melania Trump positif terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Di usianya yang sudah 74 tahun, kondisi Trump pun dianggap tak 'aman'. Apalagi dia memiliki kelebihan berat badan yang menempatkannya dalam kategori pasien Covid-19 yang berisiko lebih tinggi.

Seorang ahli penyakit pernapasan di University of Technology Sydney, Associate Professor Brian Oliver menyebut Covid-19 seperti bermain roulette Rusia.

Terkait Trump, jika melihat usia, berat badan, dan jenis kelaminnya, maka akan membuatnya lebih rentan terhadap komplikasi daripada istrinya, yang 24 tahun lebih muda.

Baca Juga: Gempa Megathrust Berpotensi Mengguncang Garut, Wakil Bupati Minta Warganya Sabar dan Banyak Berdoa

"Ini dapat mempengaruhi siapa pun dengan sangat buruk. Tetapi kami tahu bahwa ketika orang lebih tua dan memiliki lebih banyak penyakit penyerta yang sudah ada sebelumnya, kemungkinan terkena dan mengalami reaksi yang lebih parah jauh lebih buruk," terangnya.

Orang yang berusia antara 65 dan 74 tahun lima kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit. Bahkan dia 90 kali lebih mungkin meninggal daripada mereka yang berusia 18 hingga 29 tahun.

Demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit alias CDC di Amerika Serikat. CDC juga menyebut, pria menyumbang 54 persen dari kematian Covid-19 di negara super power itu.

Baca Juga: Publik Bikin Petisi Online Copot Menkes Terawan, Lebih dari 3 Ribu Orang Mendukung

Indeks massa tubuh Trump, ukuran yang didasarkan pada tinggi dan berat badan yang digunakan dokter untuk mengukur lemak tubuh, juga menciptakan potensi bahaya.

Pada saat pemeriksaan fisik tahunannya di bulan Juni, Presiden berdiri dengan tinggi 1,9 meter dan berat 111 kg, memberinya BMI 30,5. Angka 30 atau lebih dianggap obesitas.

Meski begitu, para ahli memperingatkan hubungan antara obesitas dan kematian akibat Covid tidak dipahami dengan baik.

Namun satu meta-analisis dari data global yang diterbitkan pada bulan Agustus menunjukkan, orang gemuk 48 persen lebih mungkin meninggal akibat Covid-19, dibandingkan dengan orang dengan BMI di kisaran normal.

Baca Juga: Yuk Datangkan Kesuksesan Hidup dengan Istighfar

Di antara hampir 17.000 pasien yang dirawat di rumah sakit karena virus corona di AS, lebih dari tiga perempatnya mengalami obesitas, menurut sebuah penelitian terpisah.

Tidak jelas apakah Presiden mengalami gejala. Ibu Negara mengatakan dalam tweet bahwa dia dan suaminya "merasa baik".

AS telah melaporkan sekitar 7,3 juta kasus Covid, dengan sekitar 208.000 kematian, terbanyak di negara mana pun.

Pimpinan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19, Dr Maria Van Kerkhove, mengatakan sejumlah penelitian menyebutkan tingkat kematian penyakit pada 0,6 persen, meskipun dengan variasi yang luas untuk usia.

Baca Juga: Hari Pertama Berkantor di Depok, Ridwan Kamil Tinjau Fasyankes dan Serahkan Bantuan Logistik

Pilihan pengobatan sekarang lebih baik daripada musim semi lalu, ketika rumah sakit di seluruh Eropa dan AS dibanjiri pasien Covid.

Beberapa terapi seperti deksametason anti-inflamasi dan antiviral remdesivir telah terbukti bermanfaat bagi pasien, dan dokter memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kapan harus menggunakan ventilator - atau kapan menggunakan bantuan pernapasan yang kurang invasif.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x