GALAMEDIA - Akhir pean ini Korea Utara memperingati rezim komunis yang selama 75 tahun berkuasa melalui Partai Buruh Demokratik. Perayaan dilakukan di Pyongyang dengan parade militer besar-besaran.
Media internasional dilarang menghadiri acara kali ini dan para ekspatriat diperingatkan untuk tidak mengambil foto dari parade yang disebut analis sebagai unjuk kekuatan jelang pemilu AS bulan mendatang.
Dokumentasi dari tayangan resmi pemerintah mengungkap koleksi militer terbaru Korea Utara berupa rudal balistik kapal selam (SLBM) dan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Keduanya dianggap sejumlah analis bukti bahwa pembicaraan denuklirisasi Kim dan Presiden AS Donald Trump tidak membuahkan hasil.
Baca Juga: Pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, Fahri Hamzah: Ini Seperti Lingkaran Setan
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Minggu (11 Oktober 2020) turut dipamerkan Kim Jong-un, kendaraan darat 11 as yang berfungsi sebagai pengangkut salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar di dunia.
“Rudal ini monster,” ujar Melissa Hanham, wakil direktur Open Nuclear Network. Turut juga ditampilkan Hwasong-15, rudal jarak jauh yang sudah diuji coba serta rudal balistik yang dirancang untuk diluncurkan oleh kapal selam (SLBM).
Baca Juga: Ada Apa dengan Presiden AS? Kembali Tampil dengan Perban Misterius Trump Picu Spekulasi Baru
Menjelang pawai pejabat di Korea Selatan dan Amerika Serikat sudah memperkirakan Kim Jong-un akan menjadikan even untuk “mengungkap” senjata strategis terbaru mereka.
Namun pejabat senior pemerintah AS menyebut koleksi ICBM canggih terbaru Korea Utara ini “sangat mengecewakan”, menyusul pembicaraan denuklirisasi Kim dan Presiden AS Donald Trump, beberapa waktu lalu. Washington diminta untuk menegosiasi ulang demi denuklirisasi total.
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Mundur dari Demokrat, Dicap Cari Perhatian Jokowi dan Selalu Serang Anies
Parade menampilkan rudal balistik Korea Utara untuk pertama kalinya sejak Kim bertemu sejumlah pemimpin internasional, termasuk Presiden AS Donald Trump pada 2018.
Dalam pidato resminya Kim Jong-un menyatakan, "Kami akan terus membangun kekuatan pertahanan nasional kami untuk pencegahan perang dan membela diri," ujarnya.
Meski demikian ia berjanji bahwa kekuatan militer negaranya tidak akan digunakan secara preemptif. Kim menyatakan hal tersebut tanpa menyinggung pembicaraan denuklirisasi yang sekarang terhenti.
Kim juga menyebut sanksi internasional serta bencana alam dan virus korona membuatnya kesulitan memenuhi janji-janji ekonominya pada rakyat.
“Aku malu karena aku tidak akan pernah bisa memberi kalian kelayakan setelah kepercayaan besar yang diberikan padaku.” katanya.
Kim berbicara selama hampir setengah jam dan terlihat berkeringat meskipun acara digelar pagi hari. Ia pun tampak meneteskan airmata saat mengucapkan terima kasih kepada pasukan militer Korea Utara.