Haul Bung Karno ke-54, Abdy Yuhana: Momentum Mengingat Keteladanan, Dedikasi dan Loyalitas

- 21 Juni 2024, 08:13 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Abdy Yuhana./ist
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Abdy Yuhana./ist /

GALAMEDIANEWS - Bulan Juni merupakan bulan Bung Karno. Bahkan tepat di hari ini, 21 Juni 2024, merupakan Haul Bung Karno ke-54.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Abdy Yuhana menuturkan, banyak poin penting yang harus diingat di momen tersebut.

Abdy menuturkan, Haul ke-54 menjadi momentum mengingat kembali keteladanan, dedikasi dan loyalitas Bung Karno alias Ir. Soekarno, bagi bangsa dan negara. Mulai dari pemikiran hingga karya perjuangan yang sampai hari ini masih relevan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Abdy Yuhana./ist
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Abdy Yuhana./ist

Baca Juga: Wasekjen DPP Partai Gerindra Mendadak Deklarasikan Diri Maju di Pilkada KBB, Sejumlah Artis Beri Dukungan! 

Bung Karno yang menjadi Presiden pertama RI ini dikenang juga sebagai proklamator, bapak bangsa, pemersatu bangsa-bangsa Asia Afrika dan penggali Pancasila.

"Hari ini tanggal 21 Juni adalah haul Bung Karno ke-54 atau peringatan hari wafatnya Presiden Soekarno. Beliau merupakan salah satu tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia," tutur Abdy, Jumat, 21 Juni 2024.

Anggota DPRD Jabar ini mengungkapkan, Soekarno berjuang sejak masih duduk di bangku kuliah hingga akhirnya berhasil menjadi Presiden pertama Republik Indonesia. 

Selama menjabat menjadi Presiden RI, banyak legacy atau warisan bagi bangsa Indonesia yakni hal-hal yang menyangkut fundamental dalam berbangsa dan bernegara.

Baca Juga: Kemenag Lakukan Tindakan Sepihak, Setengah Kuota Tambahan Haji Regular Dilimpahkan ke Haji Plus

"Pemikiran, gagasan dan juga karya-karya Soekarno masih relevan dengan kondisi bangsa dan negara saat ini," tuturnya.

Abdy mengungkapkan, saat menjadi Presiden yang memimpin negara besar seperti Indonesia, Bung Karno selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan dirinya, keluarganya dan kelompoknya. 

"Tidak pernah ada dalam catatan sejarah Bung Karno melakukan apa yang disebut dengan KKN. Bahkan utang luar negeri pun pada masa kepemimpinannya sangat minim. Ini artinya Bung Karno adalah seorang pemimpin tanpa pamrih, karena konsisten untuk kepentingan bangsa dan negara," jelasnya.

Baca Juga: Pengalihan 10 Ribu Kuota Haji Reguler ke Haji Plus Cederai Rasa Keadilan Calon Jemaah yang Menuggu Lama

Keteladanan Bung Karno, lanjut Abdy, harus menjadi contoh di masa sekarang dan yang akan datang. Menjadi seorang pemimpin, tambahnya, harus bekerja tanpa pamrih, dimana seluruh kebijakannya berorientasi untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Bahkan, pada saat wafatnya pun, Bung Karno tak memiliki apa-apa dan tak mendapatkan apa-apa. Kalau Presiden setelah Bung Karno itu kan diatur oleh UU Nomor 7 Tahun 1978 tentang hak keuangan dan administratif Presiden, Wapres, mantan presiden dan wakil presiden," kata Abdy.

"Sementara Bung Karno tidak mendapat apapun hingga sekarang. Itu artinya beliau memang seorang pemimpin tanpa pamrih yang berjuang ikhlas demi bangsa dan negara. Al Fatihah untuk Bung Karno," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah