Ketegangan Sempat Reda, Yunani Kembali Dibuat Naik Pitam Oleh Turki Gara-gara Ini

- 25 Oktober 2020, 20:50 WIB
Sebuah kapal Angkatan Laut Yunani di Laut Mediterania Timur.
Sebuah kapal Angkatan Laut Yunani di Laut Mediterania Timur. /AFP/


GALAMEDIA - Usai Turki dan Yunani membatalkan latihan militer demi menghormati libur nasional, ketegangan Laut Mediterania Timur mulai merena. Namun Turki kembali mengeksplorasi sumber daya alam di bawah Laut Mediterania Timur hingga Yunani lagi-lagi naik pitam.

Langkah Turki terbaca dari navigational telex atau Navtex yang baru saja diterbitkan. Navtex adalah sistem komunikasi kelautan untuk memberitahu kapal lain akan keberadaan sebuah kegiatan di area perairan tertentu.

Turki mengeluarkan Navtex untuk Laut Mediterania Timur yang akan kembali dijelajahi Oruc Reis demi menggali kekayaan alam di bawahnya.

Baca Juga: Inalillahi, Sejumlah Rumah di Cibiru Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

Aktivitas tersebut diumumkan pada Sabtu 24 Oktober 2020 dan akan berlangsung selama 10 hari sejak Minggu 25 Oktober 2020 hingga Rabu 4 November 2020.

Kapal Oruc Reis tidak sendiri, tetapi ditemani dua kapal pendukung, yakni Ataman dan Cengiz Han.

Sementara itu, seperti dilansirkan Pikiran-Rakyat.com berjudul "Sempat Mereda, Turki Buat Yunani Kembali Panas dengan Eksplorasi Lagi Laut Mediterania Timur" , Yunani langsung bereaksi dengan menolak keberadaan Oruc Reis beserta kedua kapal penyokong itu.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (25)

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Greek City Times, Navtex untuk kegiatan eksplorasi yang dikeluarkan stasiun Antalya ditolak oleh stasiun Heraklion.

Stasiun Heraklion adalah pusat pengendalian aktivitas maritim perairan Mediterania Timur di Pulau Kreta, Yunani.

Secara tegas, mereka mengeluarkan perintah pembatalan yang disebut sebagai anti-Navtex.

Baca Juga: Soal Khabib Nurmagomedov, Wali Kota Bandung Sebut Petarung Sejati yang Luluh pada Sang Ibu

Heraklion pun membalas dengan peringatan kalau Turki tak punya hak sama sekali terhadap perairan tersebut.

Pihak Yunani menekankan bahwa aktivitas eksplorasi kapal Orus Reis sebagai 'kegiatan tidak berizin dan ilegal'.

Mereka mengatakan kawasan perairan yang akan dijelajahi kapal Turki merupakan 'paparan benua milik Yunani'.

Baca Juga: Tujuh Orang Terkonfirmsi Covid-19 Dijemput Tim Gugus Tugas, Dua Diantaranya Masih Balita

NATO yang sebelumnya menjadi penengah antara Yunani dan Turki belum memberikan respon terhadap keputusan ini.

Padahal, Turki dan Yunani baru saja setuju untuk membatalkan seluruh rencana latihan perang di Laut Mediterania Timur.

Kesepakatan yang dijembatani Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meredakan ketegangan di kawasan Asia Kecil itu.

Baca Juga: PSBB Transisi di Jakarta Diperpanjang, Riza: Sanksi Tetap Berlaku

Keputusan tersebut diumumkan pada Jumat 23 Oktober 2020 oleh Sekjen NATO secara langsung.

"Ini adalah langkah di arah yang benar," kata Jens, menambahkan kalau ketegangan telah didiskusikan lewat telekonferensi selama dua hari sejak Kamis 22 Oktober 2020.*** (Mahbub Ridhoo Maulaa/pikiran-rakyat.com)

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x