Pasar Baru Bandung Tak Lagi Jadi Primadona, Banyak Pedagang Bangkrut Gara-gara Corona

- 9 November 2020, 18:16 WIB
Sejumlah kios pedagang di Pasar Baru, Kota Bandung banyak yang tutup di karenakan kurangnya daya beli masyarakat di masa pandemi Covid-19 serta pengelolaan pasar yang kurang baik, Senin 9 November 2020. (Darma Legi/Galamedia)
Sejumlah kios pedagang di Pasar Baru, Kota Bandung banyak yang tutup di karenakan kurangnya daya beli masyarakat di masa pandemi Covid-19 serta pengelolaan pasar yang kurang baik, Senin 9 November 2020. (Darma Legi/Galamedia) /

GALAMEDIA - Kondisi Pasar Baru Bandung saat ini sangat sepi. Tak hanya pengunjung,  sebagian pedagang pun sudah menutup kiosnya.

Menurut Ketua Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung (HP2B) Iwan Suhermawan, 60 persen kios sudah tutup karena para pedagang sudah tak sanggup lagi melanjutkan usahanya.

"Dari 5.200 ruang dagang, 60 persennya sudah tutup. Apakah itu yang disebut baik-baik saja?," ujar Iwan saat ditemui di Pasar Baru Bandung, Jln. Otista, Senin 9 November 2020.

Baca Juga: Habib Rizieq Pulang, Pengamat: Jika Bikin Gaduh, Pemerintah Punya Kekuasaan, Ada Polisi

Dikatakannya, sudah hampir dua tahun ini pendapatan pedagang menurun. Ditambah adanya pandemi Covid-19, omset pedagang mulai menurun.

"Omset hampir 90 persen menurun, bisa dikatakan seminggu dadasar (buka kios, red), seminggu enggak," ungkapnya.

Untuk bertahan, ungkap Iwan, tidak sedikit pedagang yang berjualan dengan menggunakan mobil. Bahkan, mereka berdagang hingga keluar Kota Bandung.

"Yang parah, orang yang nyewa kios enggak sanggup bayar kiosnya dan juga tidak bisa disewakan," ungkapnya.

Baca Juga: Joe Biden Menang di Pilpres, China Siaga Hadapi Sikap Keras Amerika Serikat

Sejumlah kios pedagang di Pasar Baru, Kota Bandung banyak yang tutup di karenakan kurangnya daya beli masyarakat di masa pandemi Covid-19 serta pengelolaan pasar yang kurang baik, Senin 9 November 2020. (Darma Legi/Galamedia)
Sejumlah kios pedagang di Pasar Baru, Kota Bandung banyak yang tutup di karenakan kurangnya daya beli masyarakat di masa pandemi Covid-19 serta pengelolaan pasar yang kurang baik, Senin 9 November 2020. (Darma Legi/Galamedia)

Melihat kondisi ini, pihaknya pun mendesak agar pemerintah segera melelang pihak ketiga untuk mengelola Pasar Baru.

"Siapin itu, pihak ketiganya harus profesional, yang bisa mengembalikan kepercayaan pedagang dan pengunjung agar mau berkunjung ke Pasar Baru," ungkapnya.

Berdasarkan pantauan Galamedia, sejumlah kios di Pasar Baru di basement hingga
ke atas ditutup. Mayoritas kios tersebut berada di bagian paling dalam. Tidak sedikit dari kios tersebut yang dipasangi selembar kertas dengantulisan "Dikontrakan/Disewakan" dengan mencantumkan nomor telepon yang dihubungi.

Baca Juga: Habib Rizieq Pulang, Tagar #WelcomeBackIBHRS Trending Topic, Netizen: Serasa Mau Merdeka

Salah seorang pedagang, Elva Siska mengatakan omset saat ini sangat menyedihkan. Bila beruntung dalam sehari bisa mendapatkan Rp 300.000-Rp 500.000.

"Dulu saat puncaknya bisa dapat omset Rp 100 juta. Beberapa tahun ini turun paling hanya Rp 5 juta, sekarang sudah untung dapat Rp 300.000 hingga Rp 500.000," ungkapnya.

Ditambah adanya pandemi Covid-19, kata Elva, omset pun turun drastis. Terlebih pemerintah melakukan pembatasan sosial berskala besar sehingga pedagang tidak bisa melakukan aktivitas.

"Pemerintah menerapkan PSBB, orang tahu Pasar Baru tutup kita enggak ada pemasukan. Walau pun kita sudah berusaha jualan online dan berjualan di pinggir-pinggir jalan, tapi itu tidak mencukup untuk diri kita sendiri," terangnya.

Baca Juga: Viral Anggota TNI Dikeroyok, Polisi Tangkap Pelaku di Sumedang dan Bandung

Sejumlah kios pedagang di Pasar Baru, Kota Bandung banyak yang tutup di karenakan kurangnya daya beli masyarakat di masa pandemi Covid-19 serta pengelolaan pasar yang kurang baik, Senin 9 November 2020. (Darma Legi/Galamedia)
Sejumlah kios pedagang di Pasar Baru, Kota Bandung banyak yang tutup di karenakan kurangnya daya beli masyarakat di masa pandemi Covid-19 serta pengelolaan pasar yang kurang baik, Senin 9 November 2020. (Darma Legi/Galamedia)

"Sejak pandemi, dalam seminggu bisa tidak ada penglaris, tiga hari zonk. Baru sekarang saya nyobain seperti ini, saya rasa kondisi pefagang lainnya sama," terangnya.

Baca Juga: Joe Biden Menang Pilpres Amerika Serikat, Presiden China dan Rusia Belum Buka Suara

Kondisi ini, ungkap Elva, membuat pedagang lesu dan sebagian berhenti berjualan. "Bisa dilihat di sekitar kios saya, apalagi di lantai 1 ke atas, banyak sekali toko-toko yang tutup," tuturnya.

Ia pun khawatir tak bisa bertahan bila kondisi terus seperi ini. "Apalagi untuk teman-teman pedagang yang punya cicilan di bank, ditambah anak sekolah, pasti mereka menjerit sekali," ungkapnya.

Elva pun berharap Pasar Baru kembali ramai dan pemerintah bisa melelang pengelola serta menemukan pihak ketiga yang tepat.

Baca Juga: Spanduk Habib Rizieq Dirusak, FPI Geram: Cara Kotor Kalian Membuat Kami Makin Cinta

"Harapan saya supaya Pasar Baru ramai lagi, kita dapat pengelola yang benar-benar tepat, memperjuangkan untuk kepentingan pedagang semua biar ramai dan pasar baru dikunjungi dengan kenyamanan dan keramahtamahannya lagi semua bangkit semua ekonominya," ungkapnya.

Dikatakannya, kenyamanan dan keamanan Pasar Baru juga harus diperhatikan. "Keamanan jauh dari yang kami harapkan, suka ada gelandang yang masuk. Kebersihan dan kenyamanan juga kurang diperhatikan," tuturnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x