34 Penumpang Bus Tewas Seketika Ditembak Secara Brutal Oleh Kelompok Bersenjata Tak Dikenal

- 15 November 2020, 23:49 WIB
Ilustrasi penembakan.
Ilustrasi penembakan. /Pixabay

GALAMEDIA - Sedikitnya 34 orang penumpang bus tewas dalam serangan kelompok bersenjata tak dikenal di wilayah Benishangul-Gumuz, Ethiopia pada Sabtu 14 November 2020.

Aparat keamanan setempat mengatakan insiden tersebut sangat 'mengerikan' karena para pelaku melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah bus.

Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC) mencatat serangan terhadap warga sipil ini merupakan kesekian kalinya terjadi di wilayah tersebut dalam waktu belakangan.

"Perkiraan jumlah korban, saat ini mencapai 34, kemungkinan akan bertambah," demikian menurut keterangan EHRC dilansir AFP, Minggu 15 November 2020.

Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed mencatat kekerasan di wilayah Metekel, Benishangul-Gumuz kerapkali terjadi baru-baru ini.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Blak-blakan Ngaku Banyak Perbedaan dengan Habib Rizieq, Keberaniannya Menantang

Pada Oktober 2020 lalu terdapat 12 orang tewas dalam serangan di wilayah tersebut. Lalu, akhir September 2020 lalu terdapat 15 orang tewas tertembak.

Menurut Abiy, para pelaku penyerangan di wilayah tersebut telah mendapatkan pelatihan dan perlindungan dari negara Sudan.

Sementara itu, politikus oposisi menggambarkan kekerasan di Benishangul-Gumuz memiliki motif sentimen etnis. Politikus ini membeberkan, ada kampanye yang ditargetkan oleh milisi etnis Gumuz terhadap etnis Amhara dan Agew yang tinggal di Metekel.

"Serangan yang tak henti-hentinya terhadap warga sipil di Benishangul-Gumuz menyerukan kewaspadaan yang lebih tinggi dan tindakan yang lebih terkoordinasi antara pasukan keamanan regional dan federal," kata Kepala Komisaris EHRC Daniel Bekele.

Baca Juga: Puji Habib Rizieq, Rocky Gerung: Bahasa Tubuhnya Radikal, Suka Ambil Poin yang Sensasional

25 ribu warga mengungsi

Sekitar 25.000 warga Ethiopia hingga saat ini tercatat mengungsi ke Sudan untuk menghindari konflik di wilayah Tigray, di Ethiopia bagian utara.

Kepala Komisi Pengungsi Sudan, Abdullah Suleiman mengatakan para pengungsi telah melintasi perbatasan Ethiopia menuju ke Provinsi Kassala dan Qadarif di Sudan.

Kini, pihaknya telah berkoordinasi dengan pejabat dari Badan PBB yang mengurusi pengungsi atau UNHCR dan Kementerian Kesehatan di Provinsi Qadarif Sudan.

Mereka membahas cara memberikan perlindungan dan bantuan kepada para pengungsi yang melarikan diri.

Baca Juga: Habib Rizeq Didenda Rp50 Juta, Jika Melakukan Lagi Jumlahnya Bakal Berlipat Jadi Rp100 Juta

Pada pertemuan tersebut, Suleiman meminta agar masyarakat dan organisasi internasional memberikan bantuan ke para pengungsi yang melarikan diri dari konflik yang meletus di Tigray.

"Prioritas dari UNCHR untuk menyiapkan tempat tinggal, makanan bagi para pengungsi dan kemudian memindahkan mereka ke daerah yang jauh dari perbatasan "untuk alasan keamanan," kata pejabat UNHCR di Sudan, Jan Hansmann.

Diketahui, pertempuran pecah di wilayah Tigray, Ethiopia pada Rabu 4 November waktu setempat.

Perang terjadi usai Abiy Ahmed menuding pemerintah daerah Tigray menjadi dalang penghancuran sebuah markas militer. Markas tersebut hancur dan sang PM langsung memberlakukan keadaan darurat di Tigray.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x