BPOM Dinilai Terlambat Mencabut Izin Edar EUA Atas CQ dan HCQ Untuk Covid-19

- 19 November 2020, 14:21 WIB
/

Julian menyayangkan tidak ada suara dari para ahli klinis mengenai hal ini. Seharusnya mereka memberikan masukan, mengenai efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan Chloroquine dan hydroxychloroquine. Agar tidak timbul efek samping merugikan yang tidak perlu yang harus ditanggung oleh pasien.

Menurut Julian, chloroquine dan hydroxysichloroquine yang selama ini digunakan untuk mengobati malaria memiliki efek samping antara lain pemanjangan interval QT pada pasien. Bila obat ini diberikan kepada pasien malaria, maka tidak menimbulkan masalah berarti. Sebab malaria tidak menyebabkan pemanjangan interval QT. Meskipun efek samping tersebut selalu menjadi pertimbangan.

Baca Juga: Jerinx SID Dinyatakan Bersalah Timbulkan Rasa Benci, Dihukum 1 Tahun 2 Bulan Penjara

Berbeda dengan pasien Covid-19. Pada penderita Covid-19 terjadi myocarditis, suatu peradangan yang terjadi pada otot jantung myocardium. Akibat dari peradangan ini akan mengganggu respon listrik jantung dan berakibat memanjangnya interval QT, pemberian chloroquine atau hydroxychloroquine akan menyebabkan interval QT semakin memanjang, jika pemanjangan interval QT ini melampaui kemampuan jantung, maka dapat mengakibatkan terjadinya henti jantung.

Oleh sebab itu, lanjut Julian, diperlukan evaluasi terhadap kesehatan jantung seseorang sebelum diberikan terapi CQ/HCQ. Bagi penderita yang mengalami defisiensi enzim G6PD (Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase), chloroquine dapat menyebabkan risiko pecahnya sel-sel darah merah (hemolisis). Sehingga terapi dengan CQ/HCQ diperlukan juga persyaratan pemeriksaan enzim G6PD.

Julian khawatir, selama ini sudah terjadi sejumlah masalah yang tidak terungkap ke permukaan, akibat penggunaan chloroloroquine dan hydroxysichloroquine dalam pengobatan Covid-19 ini.

Baca Juga: Batasan Usia Pakai Medsos Diusulkan 17 Tahun, Kurang dari Itu Harus Seizin Orang Tua

Julian menyayangkan keterlambatan BPOM dalam mencabut EUA atas kedua obat tersebut yang sejak awal sebenarya sudah ada studi klinis dan farmakologisnya.

“Harusnya apa yang dilakukan FDA merupakan sinyal bagi BPOM untuk bertindak lebih responsive. Karena kita tidak meneliti sendiri. Sehingga tidak harus menunggu menjelang akhir tahun untuk mencabut EUA atas CQ dan HCQ,” tegasnya

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x