Personal Branding Penggiat UMKM

- 21 Februari 2022, 17:30 WIB
Foto penulis./dok.pribadi
Foto penulis./dok.pribadi /

Pada UMKM, umumnya orang itu membeli karena orang percaya pada orangnya, entah penjualnya, kokinya, penemunya, pemiliknya.

Oleh karena itu penggiat UMKM itu mempertaruhkan future incomenya pada personal brand-nya, bukan kepada produknya. Pada UMKM itu yang terjadi adalah ikatan emosi antara yang membuat produk dengan konsumennya.

Brand adalah sebuah kepercayaan. Pada pencarian personal branding, penggiat UMKM hendaknya memunculkan diferensiasi yang mendisrupsi, karena ada diferensiasi yang tidak mendirupsi dan dengan mudah bisa diikuti oleh orang lain.

Terlebih lagi kondisi faktual menunjukkan bahwa kemampuan finansial UMKM terbatas, sehingga personal brand yang harus didahulukan. Berangkat dari pemahaman UMKM itu kelemahannya karena kecil-nya. Tapi justru karena kecil itulah dia lincah.

UMKM dinilai lebih fleksibel untuk menyesuaikan bisnis sesuai dengan kondisi pasar yang dinamis. Sehingga disitulah UMKM punya peluang untuk bisa unggul dari korporat. Kalau personal-nya bagus, dipercaya masyarakat maka dagang apapun praktis akan dipercaya.

Personal branding dapat diartikan sebagai strategi dalam membangun dan mempromosikan citra diri anda dihadapan orang lain. Tidak jarang personal branding ini saling memperkuat dengan corporate branding.

Baca Juga: Menurut Survei, 70 Persen Masyarakat Puas Atas Kinerja Jokowi, Rocky Gerung: Menaikkan Elektabilitas

Hal ini dapat terjadi karena personal branding dalam bisnis dibentuk dan didasarkan pada nilai, kemampuan, serta kepribadian yang dimiliki oleh pelaku usahanya. Personal branding berfokus untuk mengenalkan kompetensi dan profesionalisme produsen terhadap publik untuk meyakinkan publik bahwa kita adalah produsen terbaik dalam memproduksi produk tersebut.

Personal branding harus original, sesuai dengan DNA-nya. Tidak boleh mengarang-ngarang. Personal branding bukan atribut sesaat, tapi hasil dari sebuah perjalanan (journey), ada pencapaian, ada prestasi, legacy, karakter dan lain-lain.

Maka muncullah brand seperti Ayam Goreng Suharti, Bebek Goreng Haji Slamet, Soto Pa Min, dan masih banyak lainnya. Personal branding tidak perlu harus pakai nama orang lain. Penggiat umkm-lah yang harus punya brand.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah