Network
GALAMEDIA - Sebagai pecinta destinasi-destinasi wisata lokal ingin sekali kita bisa melihat destinasi pariwisata nasional berkembang lebih jauh untuk bisa menjadi destinasi wisata internasional bahkan dunia.
Di tengah lesunya pariwisata, pemerintah pusat terus menggenjot potensi wisata. Salah satunya dengan membangun Pertamina Mandalika International Street Circuit yang berada di kawasan Lombok Nusa Tenggara Barat.
Lokasi sirkuti posisinya hanya berjarak sekitar 500 meter dari bibir Pantai Seger, satu dari lima pantai indah berombak bagus.
Kabarnya, fasilitas, kualitas aspal, sarana prasarana dan lainnya yang dimiliki Mandalika merupakan satu dari empat sirkuit balapan internasional terbaik di dunia.
Saat ini, sirkuit tersebut sudah 100 persen rampung, dan siap menyambut ajang kehormatan event besar internasional MotoGP yang rencananya digelar pada pada 18-20 Maret 2022 mendatang, setelah race dari Losail Circuit, Qatar.
Sebuah sumber menyebutkan jumlah penonton motoGP ini diprediksi sebanyak 440 juta orang. Artinya, diharapkan akan ada 440 juta orang yang akan terekspos atau terpublikasi tentang keberadaan Mandalika, yang pada gilirannya dapat menjadikan Lombok lebih dikenal dunia dan Indonesia menjadi salah satu destinasi tingkat dunia.
Gaung event pariwisata Mandalika diharapkan bisa menjadi magnet baru untuk menarik atensi wisatawan baik domestik maupun internasional.
Mandalika dapat menjadi katalis untuk membangkitkan pariwisata Indonesia, meningkatkan traffic terutama untuk wisatawan domestik di Indonesia yang dicanangkan bisa mencapai 330 juta traffic.
Event, apalagi yang bersifat internasional adalah daya tarik wisata yang baik. Karena yang datang adalah medium-high quality tourist, length of stay-nya cukup panjang mencapai 4 hari 3 malam untuk penonton (ada qualification untuk penentuan grid, dan racing-nya, kalau hujan bisa ditunda).
Bahkan mungkin lebih seminggu untuk peserta dan pembalapnya, expenditure-nya pun lebih besar, relative educated community yang tidak akan mengotori lingkungan bahkan tidak merusak alam dan baik penonton maupun peserta umumnya membawa spouse malah keluarga.
Dengan demikian event ini hendaknya tidak hanya memberi implikasi positif dari sisi event financial di bottomline-nya saja, seperti hotel terisi, rumah makan terisi, transportasi bergeliat.
Tetapi event ini diharapkan mendapat media exposure yang luas, mampu mencuri sepotong kapling dalam jendela ingatan wisatawan.
Baca Juga: Nyatakan Tak Akan Berhenti Serang Ukraina, Vladimir Putin: Rusia Sedang Membasmi Neo-Nazi!
Jika kita lihat dari komponen yang harusnya dimiliki dalam industri pariwisata, kita memiliki kekuatan disisi destinasi, dimana aset pariwisata kita adalah no 1 di SouthEast Asia.
Tapi saat kita convert into travel kita malah yang paling rendah di SouthEast Asia. Patut kita akui kita lemah di destination management. Karena sebagian besar destinasi yang kita miliki itu belum dikelola secara profesional.
Destination development-nya yang harus kita maksimalisasi dengan melakukan pembenahan secara fundamental dan proses transformasi business model-nya agar memberikan nilai tambah yang maksimal bagi bangsa ini.
Event Mandalika merupakan salah satu bukti nyata keseriusan pemerintah pada publik dalam memulihkan pariwisata sebagai momentum yang tepat untuk bangkit.
Jadi, kesimpulannya, event seperti ini sangat baik. Hanya, bisakah pemerintah provinsi, pemerintah kota/pemerintah kabupatennya mencuri manfaat?
Sesuai dengan UU kepariwisataan, bahwa pariwisata dibangun untuk meningkatkan kualitas lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat sekitar di destinasi tujuan wisata.
Mengangkat potensi wisata berarti terkait dengan manusia, sarana prasarana, transfer knowledge, dan yang terutama adalah hospitality-nya.
Mandalika merupakan wilayah seluas 1.035 hektare yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah. Tak bisa dipungkiri, kondisi faktual Lombok Tengah termasuk daerah yang bisa dikatakan belum maju.
Baca Juga: ASN Kabupaten Bandung Terbukti Bolos Kerja, Bupati Bandung: Kinerja yang Memalukan!
Banyak penduduknya yang pergi menjadi tenaga kerja illegal ke luar negeri (Baca Malaysia), tak sedikit berakhir dengan kisah sedih.
Dari beberapa media kita masih melihat foto penduduk yang masih miskin, melihat event dari bukit pada World Superbike 2021 lalu dari kejauhan. Fenomena ini menunjukkan memang event seperti ini bukan untuk masyarakat kecil secara langsung.
Pemerintah harus mendorong masyarakat, "mengikuti" tren dengan turut berpartisipasi aktif meningkatkan potensi daerahnya, seperti membuat cinderamata, cinderarasa, membuat penginapan-penginapan, mengembangkan pertanian, dan lain-lain. Agar semua kebutuhan event ini (sayuran, buah, daging, dan sebagainya) tidak diimpor dari luar daerahnya.
Dan perlu kiranya dipahami bahwa Lombok, agama dan budayanya berbeda dengan Bali. Nusa Tenggara Barat adalah daerah yang dikenal dengan daerah seribu masjid.
Jika kita menyusur dari Barat hingga ke Timur, dari Selatan sampai ke Utara, menyeberang ke Sumbawa sampai Bima, kita bisa temukan banyak sekali masjid. Sehingga pemerintah dan penggiat wisata mutlak perlu melakukan pendekatan sosial budaya agar tidak terjadi benturan.
Dengan demikian, penggiat wisata dan pemerintah harus menyiapkan perencanaan lebih matang untuk membangun Mandalika khususnya dan Lombok umumnya, dalam konsep kepariwisataan berkelanjutan, sehingga direct, multiplier, tricklingdown dan spillout atau splash effect kepariwisataannya harus sampai ke desa-desa di sekitar sirkuit, dengan basis kearifan lokal.
Pengirim:
Yudhi Koesworodjati
- Dosen Tetap Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan
- Pemerhati pariwisata
DISCLAIMER: Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.
