Terungkap! Asal Muasal Mobil BMW Mewah Milik Jaksa Pinangki

2 Desember 2020, 14:33 WIB
Mobil Mewah, BMW SUV X5 milik Jaksa Pinangki disita Kejagung. /Galamedia.com//Galamedia.com

GALAMEDIA - Asal muasal mobil BMW mewah milik jaksa Pinangki Sirna Malasari akhirnya terungkap dalam persidangan.

Sales penjual mobil, Yeni Pratiwi yang menjadi saksi mengungkapkan, jaksa Pinangki Sirna Malasari membeli 1 unit mobil BMW X5 karena baru memenangkan suatu kasus.

"Waktu itu ibu mengatakan baru menang kasus," kata Yeni di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu, 2 Desember 2020.

Baca Juga: Massa Pro Habib Rizieq Kepung Rumah Ortu Mahfud MD, Gus Yaqut Kerahkan Banser: Usut Tuntas!

Yeni menjadi saksi untuk terdakwa mantan Kepala Sub Bagian Pemantauan dan Evaluasi II Biro Perencanaan Jaksa Agung Muda Pembinaan Kejaksaan Agung Pinangki Sirna Malasari.

Dalam surat dakwaan disebutkan Pinangki telah menerima uang sebesar 500 ribu dolar AS (sekitar Rp 7,4 miliar) dari terpidana "cessie" Bank Bali Djoko Tjandra.

Dari uang tersebut antara lain digunakan untuk pembelian 1 unit mobil BMW X5 warna biru dengan nomor polisi F 214 senilai Rp 1.753.836.050 atas nama Pinangki yang pembayarannya dilakukan secara tunai bertahap pada 30 November - Desember 2019.

"Awalnya saya tidak tahu profesi ibu lalu saya 'searching' dulu, akhirnya tahu dia jaksa," kata Yeni.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Biden, Paranoid Jadi Target Dendam Trump Berniat Berikan Grasi untuk Diri Sendiri

Nilai awal mobil BMW tersebut adalah Rp 1,75 miliar lalu setelah tawar-menawar harga yang disepakati adalah Rp 1,709 miliar.

Pembayaran dilakukan secara bertahap yaitu uang muka senilai Rp 25 juta, angsuran selanjutnya setoran tunai pada 30 November 2019 sebesar Rp 475 juta, dan setoran tunai pada 9 Desember Rp 490 juta.

Kemudian setoran tunai pada 11 Desember sebesar Rp 490 juta, transfer bank pada 13 Desember sebesar Rp 100 juta dan transfer bank pada 13 Desember sebesar Rp 129 juta.

Selain itu Pinangki juga membayar asuransi sebesar Rp 31 juta dan pajak progresif senilai Rp 10,6 juta.

Baca Juga: Lina Ruzhan Terima Kunjungan Ketua Dekranasda Provinsi Sulawesi Selatan

Yeni juga mengatakan Pinangki keberatan pembelian mobil BMW X-5 itu dilaporkan ke Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK).

"Lewat telepon saya menghubungi terdakwa. Saya tanya 'ada form PPATK, mau diisi tidak bu?'. Terdakwa menjawa 'tidak', ya sudah tidak apa-apa karena kalau customer keberatan kita tidak memaksa walau memang kalau beli 'cash' harus dilaporkan tapi ada beberapa 'customer' yang tidak mau dilaporkan," jelas Yeni.

Atas kesaksian Yeni tersebut, Pinangki membantah sejumlah keterangan.

"Kepada saksi Yeni, saya tidak pernah bilang menang kasus karena tidak logis saya mengatakan itu kepada sales apalagi kami baru pertama kali bertemu," kata Pinangki dilansir Antara.

Baca Juga: Disertai Suara Dentuman Keras, Gunung Ili Lewotolok Erupsi Dua Kali

Pinangki juga mengatakan 4 mobilnya yang lain yaitu Toyota Alphard dan Mercedes Benz juga ia beli secara tunai sejak 2013.

Dalam perkara ini jaksa Pinangki didakwa dengan tiga dakwaan yaitu pertama dakwaan penerimaan suap sebesar 500 ribu dolar AS (sekitar Rp 7,4 miliar) dari terpidana kasus cessie Bank Bali Joko Soegiarto Tjandra.

Kedua, dakwaan pencucian uang yang berasal dari penerimaan suap sebesar 444.900 dolar atau sekitar Rp 6.219.380.900 sebagai uang pemberian Joko Tjandra untuk pengurusan fatwa ke MA.

Ketiga, Pinangki didakwa melakukan pemufakatan jahat bersama dengan Andi Irfan Jaya dan Joko Tjandra untuk menyuap pejabat di Kejagung dan MA senilai 10 juta dolar AS.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler