7 Alasan Bayi Seringkali Membenturkan Kepalanya, Berikut Cara Meresponsnya Supaya Anda Tidak Cemas

15 Februari 2021, 08:27 WIB
Ilustrasi bayi menangis /Pixabay/

GALAMEDIA – Suatu saat mungkin Anda mendengar suara “duk duk” beberapa kali dan setelah diketahui itu adalah tingkah anak Anda. Anak Anda sedang membenturkan kepalanya ke dinding. Hal ini kerap terjadi pada bayi di bawah tiga tahun (batita).

Pada umumnya benturan kepala ke dinding atau ke bidang lainnya tidak akan menyakiti batita Anda, karena bila ia merasa sakit, ia akan berhenti dengan sendirinya.

Si kecil akan mengetahui jika membenturkan kepala dengan keras maka ia akan berhenti. Anda juga tidak perlu khawatir jika kebiasaan ini akan mengganggu perkembangan otaknya.

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta 15 Februari 2021, Rumah Tangga Al-Andin Harmonis, Elsa Terpojok oleh Rafael

Namun, Anda harus selalu memperhatikan si kecil agar tidak terjadi celaka akibat perilakunya.

Menurut data statistik pada Journal of The Academy of Psychiatry, menyatakan 20% anak batita punya kebiasaan membentur-benturkan kepala ke tembok, lantai, atau kepala tempat tidur.

Berikut adalah 7 alasan mengapa batita gemar membenturkan kepalanya, dikutip Galamedia dari berbagai sumber.

Baca Juga: Inter Kembali Kudeta AC Milan di Puncak Klasmen, Usai Taklukan Lazio 3-1

1. Kurangnya stimulasi
Kebiasaan ini juga dapat ditemukan pada anak-anak yang kurang terstimulasi dengan baik, seperti buta, tuli, serta anak-anak yang kesepian hingga bosan. Anak-anak tersebut membenturkan kepalanya untuk mendapat stimulasi.

2. Mencari pencarian
Latih kemampuan verbal anak dengan sering mengajaknya mengobrol, membacakan cerita, dan bernyanyi bersama. Dengan begitu batita bisa mengungkapkan dengan benar apa yang sedang diinginkannya tanpa perlu mencari perhantian dengan cara membenturkan kepala.

3. Bayi mengalami stres
Salah satu alasan bayi melakukan ini adalah bisa jadi bayi mengalami stres, misalnya karena sedang disapih atau karena ia sedang belajar berjalan. Bisa saja bayi Anda merasa marah sehingga ia menyakiti dirinya sendiri.

Baca Juga: Semprot GAR ITB, Refly Harun Sebut Tuduhan Atas Din Syamsuddin Keliru, Orang Inilah Sebenarnya yang Melanggar

4. Tantrum atau sikap negativistik
Pada anak usia 1-3 tahun biasanya sulit untuk menunda keinginannya, sehingga ketika ia menginginkan sesuatu, mereka berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya saat itu juga. Tindakan membenturkan kepala merupakan bentuk rasa frustasi atau marah keinginannya tidak terpenuhi.

5. Saat bayi mengantuk
Jika bayi melakukan hal ini pada saat seharusnya ia tidur siang, atau saat terbangun di malam hari, bisa jadi hal ini adalah cara ia untuk mengusir rasa mengantuk. Ini mungkin terlihat menyakitkan, tapi kenyataannya hal tersebut hanya cara untuk menenangkan diri sebelum tidur.

Baca Juga: Sering Dilupakan, Inilah Cara Benar Membersihkan HP untuk Mencegah Penularan Covid-19

6. Mengalami sakit gusi
Gigi pada bayi akan mulai bermunculan, bisa jadi saat ia berusaha menghilangkan rasa sakit, ia malah menggoyangkan atau membenturkan kepalanya. Gerakan membenturkan kepala bisa mengalihkan perasaan sakit dan tak nyaman karena gusinya yang bengkak itu. Berikan hal yang dapat gusinya nyaman, misalnya teether atau buah-buahan dingin agar ia tak lagi membenturkan kepalanya karena sakit gigi.

7. Rhythmic motor habit
Kebiasaan dari gerakan motorik sebagai cara melepaskan ketegangan. Ajarkan batita cara melepas ketegangannya. Jika ia melakukannya sebagai media pelepas ketegangan, maka usahakan untuk menurunkan ketegangannya. Misalnya, dengan mengajarinya bernapas secara perlahan dan teratur, menyalurkan emosi dengan cara lain seperti menyanyi, menari, atau menggambar.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 15 Februari 2021: Andin Kaget Menerima Panggilan Papa Surya, Ada Apa?

Lalu bagaimana cara Anda merespon bayi yang membenturkan kepalanya sendiri?

Meskipun kebiasaan ini normal, namun tetap saja hal tersebut akan membuat Anda merasa cemas. Alih-alih frustasi, berikut beberapa cara untuk merespon tingkah si bayi.

- Abaikan. Mungkin lebih mudah jika hanya diucapkan daripada dilakukan. Namun, jika Anda meresponnya dengan panik, bayi mungkin akan menggunakan hal tersebut untuk mendapatkan perhatian. Anda bisa mengabaikan perilaku tersebut jika tidak ada risiko yang mencelakakan si bayi.

- Posisikan kembali boks. Bahkan jika tidak beresiko cedera, bayi yang membenturkan kepala sendiri akan mengganggu seluruh anggota rumah. Solusinya adalah dengan memindahkan boks komposisi menjauh dari tembok. Dengan cara ini, kepala bayi tidak akan terbentur ke dinding.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV, 15 Februari 2021, Mulai dari Drama Korea The Penthouse hingga Bioskop Trans TV

- Mencegah cedera. Jika Anda cemas bayi akan terluka, letakkan bantal di sepanjang boks bayi. Anda juga dapat memasang susunan tangga di boks untuk mencegah bayi terjatuh saat membenturkan kepalanya sendiri. Namun perlu diingat, Anda harus meletakkan bantal tambahan di tempat tidur anak-anak yang besar.

Demikian penjelasan tentang alasan mengapa bayi sering membenturkan kepalanya ke dinding.***

 

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler