Jet Tempur AS Tembak Jatuh Pesawat Iran Air 655 di Teluk Persia, Sebanyak 290 Orang Tewas pada 3 Juli 1988

3 Juli 2021, 08:35 WIB
Ilustrasi pesawat ditembak jatuh. /jubi.go.id/


GALAMEDIA - Di berbagai belahan dunia, banyak peristiwa penting terjadi pada tanggal 3 Juli, dari tahun ke tahun.

Tak sedikit dari peristiwa itu menjadi catatan sejarah penting bagi perjalanan hidup manusia.

Di antaranya yaitu didirikannya Institut Teknologi Bandung (ITB) atau dulu bernama "Technische Hoogeschool te Bandoeng" (THS) hingga pesawat Iran Air Penerbangam 655 ditembak jatuh kapal tempur AS.

Berikut sejumlah peristiwa penting di tanggal 3 Juli, yang dirangkum Galamedia dari berbagai sumber:

Baca Juga: Terbaru Harga Emas Hari Ini 3 Juli 2021 di Pegadaian: Antam maupun UBS Naik Lagi

1626
Pahlawan nasional asal Gowa, Sulawesi Selatan, Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani ‎lahir kedunia pada 3 Juli 1626.

Dia menghembuskan nafas terakhirnya di umur 72 tahun atau tepat pada 23 Mei 1699 di Cape Town, Afrika Selatan.

Syekh Yusuf mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional pada 1995. Syekh Yusuf juga mendapat gelar Tuanta Salamaka RI Gowa atau tuan guru penyelamat kita dari Gowa oleh pendukungnya di kalangan rakyat Sul-Sel. Dia pernah aktif dan hijrah mulai dari Gowa hingga Afrika Selatan. ‎

Baca Juga: LPPT Pergunu Berhasil Ciptakan Jamu Peningkat Imunitas yang Cocok untuk Pasien Covid-19

1883
Lahirnya Abdul Muis, sastrawan, wartawan dan pahlawan nasional Indonesia.

Ia lahir di Sungai Puar, Agam, Sumatra Barat, 3 Juli 1886 dan meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 72 tahun.

Abdul Muis merupakan seorang sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. Dia merupakan pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad mewakili organisasi tersebut.

Abdul Muis dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959.

Baca Juga: PPKM Darurat Resmi Dijalankan Hari Ini, Pelanggar Akan Dikenai Sanksi Pidana

1920
Tepat pada 3 Juli 1920, Institut Tekhnologi Bandung (ITB) didirikan. Kala itu, ITB dikenal dengan Technische Hoogeshool te Bandoeng (THS). Nama ITB sendiri diresmikan pada 2 Maret 1959.

ITB kerap berganti-ganti nama sejak didirikan hingga diresmikan pada 1959. Awalnya ITB bernama Technische Hoogeshool te Bandoeng (THS) pada 1920 hingga 1942.
Kemudian, pada 1942 sampai 1945, ‎ITB berganti nama menjadi Institute of Tropical Scoentific Research.

Pada 1944, ITB berubah nama kembali menjadi Bandung Koogyo Daigaku. ‎Hanya selang setahun, ITB berganti menjadi Sekolah Tinggi Tekhnik Bandung.

STTB hanya berhalan setahun dan berganti nama kembali menjadi Technische Faculteit, Nood-Universiteit Van Nederlandsch Indie.

Selanjutnya, pada 1947 sampai 1950, ITB bernama Universiteit van Indonesia te Bandoeng. ITB baru benar-benar dipatenkan namanya pada 1959 hingga saat ini.

Baca Juga: Cedera Leonardo Spinazzola Rusak Pesta Italia ke Semifinal EURO 2020

1946
Peristiwa 3 Juli 1946: Usaha kudeta Persatuan Perjuangan yang merupakan kudeta pertama pasca kemerdekaan Indonesia berakhir.

Pihak oposisi atau yang dikenal dengan kelompok persatuan perjuangan melakukan percobaan perebutan kekuasaan atau kudeta terhadap pemerintahan Kabinet Sjahrir II. Pada saat itu, Indonesia belum genap setahun menyatakan kemerdekaannya.

Pemicu kudeta ini disebut-sebut karena ketidakpuasan pihak oposisi terhadap politik diplomasi Indonesia terhadap Belanda.‎

Pihak oposisi sendiri menginginkan kedaulatan penuh atas Indonesia. Sementara kabinet yang berkuasa, hanya menuntut kedaulatan atas Jawa dan Madura.

Baca Juga: Jerinx SID Kembali Terancam Masuk Bui Usai Ancam dan Fitnah Orang Lain Terkait Akun Instagram yang Hilang

Adapun, tokoh-tokoh oposisi di antaranya yakni, Tan Malaka, Achmad Soebarjo, dan Sukarni. Mereka ditangkap oleh pemerintah atas tuduhan perencanaan penculikan terhadap anggota Kabinet.

Meskipun, tuduhan itu menjadi kenyataan. Dimana, Perdana Menteri Sutan Sjahrir diculik oleh orang-orang yang diduga pihak oposisi.

Presiden Soekarno mengambil alih perannya dan menyatakan bahwa Indonesia dalam keadaan bahaya. Soekarno melakukan upaya-upaya himbauan terhadap pihak oposisi. Upaya tersebut berhasil dan seluruh korban penculikan dibebaskan kembali.‎

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 3 Juli 2021: Elsa Kembali Berencana Tutupi Kedoknya, Al Dapat Bukti Baru

1988
Kapal tempur Angkatan Laut Vincennes milik Amerika Serikat menembak jatuh pesawat penerbangan 655 Iran Air pada 3 Juli 1988.

Kapal tersebut kemudian jatuh di Teluk Persia dan menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 290 orang.

Penerbangan Iran Air 655 awalnya lepas landas dari Tehran dan rencananya akan mendarat di Dubai via Bandar Abbas.

Namun, ditengah perjalanan pesawat tersebut ditembak oleh kapal laut milik Amerika Serikat dan jatuh di Teluk Persia.

Baca Juga: Pecundangi Belgia, Italia Jumpa Spanyol di Semifinal EURO 2020

USS Vincennes mengidentifikasi pesawat Iran Air 655 sebagai pesawat Tempur F-14 Tomcat Iran.

Pemerintah Iran hingga saat ini menyebut bahwa penembakan tersebut sengaja dilakukan. Peristiwa tersebut membuat hubungan Iran dan Amerika Serikat memanas.

Berdasarkan data yang dihimpun, seluruh orang yang tewas terdiri dari 274 penumpan‎g dan 16 awak pesawat.

274 penumpang tersebut berasal dari Uni Emirat Arab, India, Pakistan, Italia, dan Yugoslavia. Kecelakaan tersebut merupakan yang terbesar sepanjang 1988.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler