Jangan Anggap Remeh Kuku, Begini Adab, Hikmah, dan Tata Cara Memotongnya Sesuai Sunnah Nabi

- 28 November 2020, 13:15 WIB
Ilustrasi kuku
Ilustrasi kuku /Pixabay/Yana Miller


GALAMEDIA - Kuku merupakan bagian dari anggota tubuh kita. Namun, banyak orang yang menilai kuku tidak cermat, misalnya, saat memotongnya asal-asalan.

Padahal, dalam beberapa perkara hukum Islam, kuku tidak seharusnya diabaikan oleh kita, sebagai umat Islam. Misalnya ketika seorang dalam keadaan ihram haji atau umrah jika ia memotong kukunya makan akan dikenakan denda.

Begitu juga kuku bisa menyebabkan tidak sah-nya wudhu atau mandi junub, jika air tidak atau terhalang sampai ke kuku. Berikut penjelasan yang berhubungan dengan kuku dari segi hukum, hikmah memotong kuku yang dikutip galamedia dari berbagai sumber.

Baca Juga: Resep Ayam Teriyaki Super Enak Ala Rumahan yang Bikin Ketagihan

1. Hukum dan Hikmah Memotong Kuku
Memotong kuku adalah amalan sunah. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari ‘Aisyah RA: “Sepuluh perkara yang termasuk fitrah (sunnah): memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, memasukkan air ke hidung, memotong kuku, membasuh sendi-sendi, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu ari-ari, bersuci dengan air (beristinja), berkata Zakaria: “berkata Mus’ab: “Aku lupa yang kesepuluh kecuali berkumur.”

2. Cara Dan Benda untuk Memotong Kuku
Menurut Imam an-Nawawi, sunah memotong kuku bermula jari tangan kanan keseluruhannya dan dimulai dari jari kelingking lalu sampai pada ibu jari, kemudian tangan kiri dari jari kelingking ke ibu jari.

Setelah selesai memotong kuku, sebaiknya segera membasuh tangan dengan air. Ini karena jika seseorang itu menggaruk anggota badan, dikahawatirkan akan menyebabkan penyakit kusta.

Baca Juga: Rumah Habib Rizieq Didatangi Polisi, FPI: Semoga Allah Menggagalkan Semua Niat Buruk

Menurut kitab al-Fatawa al-Hindiyah dalam mazhab Hanafi bahawa makruh memotong kuku dengan menggunakan gigi juga akan menyebabkan penyakit kusta.

3. Waktu Memotong Kuku
Sebagaimana diriwayatkan daripada Anas bin Malik:

Menurut Imam asy-Syafie dan ulama-ulama asy-Syafieyah, sunah memotong kuku itu sebelum mengerjakan sholat Jumaat, sebagaimana disunatkan mandi, bersiwak, memakai wewangian, berpakaian rapi sebelum pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Juma’at,” (Hadis riwayat Muslim)

Baca Juga: Rekor Terburuk Sejak Covid-19 Masuk Indonesia: Bertambah 5.828 Orang Terkonfirmasi Positif

4. Menanam Potongan Kuku
Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fath al-Bari, bahawa Ibnu ‘Umar Radhiallahu ‘anhu menanam potongan kuku.

5. Memotong Kuku Ketika Haid, Nifas dan Junub
Menurut kitab Al-Ihya’, jika seseorang dalam keadaan junub atau berhadas besar, janganlah dia memotong rambut, kuku atau memotong sesuatu yang jelas daripada badannya sebelum dia mandi junub. Kerana segala potongan itu di akhirat kelak akan kembali kepadanya dengan keadaan junub.

6. Memanjangkan Kuku dan Mewarnainya (kutek)
Tabiat memanjangkan kuku dan membiarkannya tanpa dipotong adalah perbuatan yang bertentangan dengan sunnah Nabi Muhammad, karena beliau menggalakkan supaya memotong kuku.

Adapun dalam hal mewarnai kuku (kutek), perempuan yang bersuami adalah haram mewarnai kuku jika suaminya tidak mengizinkan. Sementara perempuan yang tidak bersuami pula, haram baginya mewarnai kuku. Demikian juga jika pewarna itu diperbuat dari benda najis karena akan menghalang daripada masuknya air saat berwudhu.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x