Hari Ini Tanggal 22 Desember Adalah Hari Ibu Nasional, Ini Sejarah dan Makna Awalnya

- 22 Desember 2020, 06:20 WIB
Ilustrasi ibu.
Ilustrasi ibu. /Pikiran Rakyat

GALAMEDIA - Hari ini tanggal 22 Desember merupakan Hari ibu nasional.

Namun pernahkan terbesit kapan pertama kali Hari Ibu dicetuskan? Berikut penjelasannya.

Adanya hari ibu ini bermula ketika tanggal 22 hingga 25 Desember 1928 bertempat di Yogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera berkumpul untuk mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I (yang pertama).

Baca Juga: Chelsea Kembali ke Jalur Kemenangan Usia Bungkam West Ham United 3-0

Sebanyak 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera berkumpul di Gedung Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta hingga terbentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Kalau melihat kembali sejarah, sebenarnya sejak tahun 1912 sudah ada organisasi perempuan. Pejuang-pejuang wanita pada abad ke 19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis

Selanjutnya Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain secara tidak langsung telah merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan.

Baca Juga: Tragis, Ayah Kandung Diduga Melindas Anaknya Menggunakan Truk Hingga Tewas Mengenaskan

Hal inilah yang menjadi latar belakang dan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, dan memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan.

Agenda Kongres Perempuan Indonesia I seperti dilansirkan lpmpriau.kemdikbud.go.id, adalah mengenai persatuan perempuan Nusantara, dan peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan.

Agenda lainnya adalah peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Penghujung Tahun, Positif Covid di Cimahi Nyaris Tembus 2.000 Kasus

Banyak hal besar yang diagendakan namun tanpa mengangkat masalah kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu menuangkan pemikiran kritis dan upaya-upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan.

Selanjutnya pada Juli 1935 dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia II. konggres ini dibentuk BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938.

Baca Juga: Putus Mata Rantai Penyebaran Covid-19, Muspika Jember Melakukan Penyemprotan Disinfektan Skala Besar

Namun tanggal 22 Desember baru resmi ditetapkan sebagai Hari Ibu, setelah Presiden Soekarno melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Pada awalnya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Misi itulah yang tercermin menjadi semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama.

Ada catatan sejarah penting bagaimana seorang perempuan bisa berkiprah. Dimana untuk pertama kalinya perempuan diangkat menjadi menteri. Menteri itu ialah Maria Ulfah yang pada tahun 1950 diangkat sebagai Menteri Sosial yang pertama oleh Presiden Soekarno.

Baca Juga: Milenial di Kota Bandung Diimbau Tak Berkerumun Saat Malam Tahun Baru

Kiprah kaum perempuan sebenarnya sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri.

Hingga pada tahun 1973 Kowani berhasil menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW) yang berperan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Namun untuk saat ini, peringatan Hari Ibu di Indonesia lebih kepada ungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji keibuan para ibu.

Baca Juga: Kutip Ayat Alquran Sambil Menyindir, Haikal Hassan: CCTV Allah Gak Pernah Rusak

Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.

Meski secara maknawi peringatan Hari Ibu saat ini kurang sejalan dengan makna kegiatan perempuan yang dilakukan pada masa perjuangan dahulu. Tapi itulah kenyataan yang ada, tergantung bagaimana kita menyikapinya.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah