Baca Juga: Coba Melarikan diri Saat Ditangkap, DS Terpaksa Dilumpuhkan dengan Tembakan di Kakinya
"Lain kali saja!" lelaki paruhbaya pergi mencari tempat duduk yang agak jauh dari mereka.
"Tuh silaing mah! Jadi weh si bapak itu pundung!" lirik Kabayan.
"Pundungan, Bray, aki-aki teh! Baelah da kita mah tidak punya urusan dengan dia. Urusan kita mah tinggal satu bukan?"
"Benar, Kabayan. Urusan kita mah tinggal satu nyari Nyi Iteung. Kade kapopohokeun, Bro?" timpal Ajum.
Baca Juga: Terungkap, Riset Vaksin Covid-19 Gunakan Janin Aborsi Vatikan Berikan Pernyataan
"Moal atuh nu hiji eta mah, Euy. Urang peting ieu perlu istirahat dulu. Besok pagi kita kembali berpetualang," Kabayan berebahkan punggungnya pada sandaran kursi reyot di sudut ruangan. Matanya dipejambakan seakan-akan mengantar perasaannya menuju alam lamunan.
Lelaki paruhbaya yang tadi sempat ngobrol dengan Kabayan dan kawan-kawan mendekati Mang Karman.
Lalu mereka bercakap-cakap entah apa yang sedang dibicarakan. Hal itu tidak terlepas dari pengamatan Aju yang duduk disamping Kabayan.
Baca Juga: Kapolda Larang Perayaan Tahun Baru di Wilayah Jabar, Khusus Kota Bandung Sejumlah Jalan Ditutup