Serat Daun Nanas Diteliti untuk Dijadikan Salahsatu Bagian Kerangka Drone

- 5 Januari 2021, 19:46 WIB
Ilustrasi drone. Peneliti Malaysia mengubah daun nanas jadi bagian untuk kerangkan drone.
Ilustrasi drone. Peneliti Malaysia mengubah daun nanas jadi bagian untuk kerangkan drone. /JanBaby/Pixabay

GALAMEDIA - Peneliti Malaysia mengembangkan metode mengubah serat dalam daun nanas menjadi bahan kuat yang dapat digunakan untuk membuat kerangka pesawat tak berawak, atau drone.

Proyek penelitian tersebut dipimpin Profesor Mohamed Thariq Hameed Sultan di Universitas Putra Malaysia.

Para peneliti mencoba menemukan penggunaan berkelanjutan untuk limbah nanas yang dihasilkan oleh para petani di Hulu Langat, daerah sekitar 65 km (40 mil) dari Kuala Lumpur.

Baca Juga: Corona di RI Jadi 779.548 Kasus, Satgas: Virus Masih Diberi Kesempatan oleh Orang Indonesia

"Kami mengubah daun nanas menjadi serat yang dapat digunakan untuk aplikasi luar angkasa, pada dasarnya menciptakan drone," katanya kepada Reuters di sebuah lokakarya, Selasa 5 Januari 2021.

Mohamed Thariq mengatakan, drone yang terbuat dari bahan bio-komposit, memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang lebih tinggi daripada yang terbuat dari serat sintetis.

Tidak itu juga bahan ini lebih murah, lebih ringan, dan lebih mudah untuk dibuang.

Baca Juga: Mau Punya Rumah? Elite PKPI Bagikan 'Tips': Jadi Gelandangan Saja di Daerah Sudirman-Thamrin Jakarta

"Jika drone rusak, kerangka itu bisa terkubur di tanah dan akan rusak dalam dua minggu," katanya.

"Prototipe drone telah mampu terbang hingga ketinggian sekitar 1.000 meter (3.280 kaki) dan tetap di udara selama sekitar 20 menit" tambahnya.

Tim peneliti berharap, bisa membuat drone yang lebih besar untuk menampung muatan yang lebih besar, termasuk sensor citra, untuk keperluan pertanian dan inspeksi udara.

Baca Juga: Waduh, 65 Wisatawan yang Akan Liburan di Jawa Barat Kedapatan Positif Covid-19

“Peran kami di sini adalah membantu industri, para petani, untuk meningkatkan hasil panen mereka dan membuat pekerjaan mereka jauh lebih mudah,” kata William Robert Alvisse dari Malaysian Unmanned Drones Activist Society, sebuah kelompok non-pemerintah yang membantu merancang drone dan memberikan nasihat tentang proyek.

Sebelum proyek diluncurkan pada 2017, batang nanas dibuang setelah masa panen sekali dalam setahun, tetapi petani berharap proyek drone akan mendorong lebih banyak inovasi untuk menemukan penggunaan limbah dan meningkatkan pendapatan.

“Dengan masalah kesehatan, masalah ekonomi akibat COVID-19, masyarakat putus asa dan tidak ada alternatif untuk menambah pendapatan,” kata petani nanas Irwan Ismail.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x