Harus Tahu! Ini Makna Hasil CT dalam Test PCR Swab, Jangan Hanya Tahu Positif atau Negatif

- 21 Januari 2021, 09:48 WIB
Ilustrasi hasil test swab PCR artis Kalina Oktarani
Ilustrasi hasil test swab PCR artis Kalina Oktarani /Instagram @kalinaocktaranny /


GALAMEDIA - Orang demam, apalagi dibarengi dengan flu atau pilek, batuk, sesak, dan hilang indra penciuman disarankan untuk test Swab PCR, untuk mendiagnosis Covid-19. Sebab, gejala tersebut merupakan gejala umum panderita Covid-19.

Dalam mendeteksi Covid-19, harus ada pemeriksaan yang dikenal sebagai real-time reverse-transcriptase polymerase chain reaction alias real time RT-PCR. Tes ini adalah yang paling akurat sehingga direkomendasikan untuk mengidentifikasi infeksi virus corona.

Biasanya, hasil tes PCR dari laboratorium hanya memberikan keterangan positif atau negatif. Namun, ada pula fasilitas kesehatan yang turut menambahkan keterangan nilai cycle threshold atau CT dalam lembar hasil PCR.

Baca Juga: Kota Bandung dan Sekitarnya pada Kamis Siang Ini Berpotensi Dihuyur Hujan Ringan

Sebenarnya, apa sih arti nilai CT swab test itu? Dikutip galamedia dari berbagai sumber, dalam tes ini, petugas kesehatan akan mengambil cairan dari tenggorok dan hidung seseorang.

Selanjutnya, sampel dimasukkan ke tabung khusus untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Pada tahap berikutnya, sampel diekstraksi menggunakan kit tertentu agar dapat mengeluarkan materi virus yang disasar.

Selanjutnya, materi genetik diperbanyak (amplifikasi) menggunakan mesin real time PCR. Proses tersebut bisa dilakukan sampai sekitar 40 siklus.

Mesin real time PCR memakai floresens sehingga tiap kali diperbanyak, terbentuklah sinyal floresens. Jumlah sinyal floresens yang terbentuk itu berbanding lurus dengan amplifikasi yang terjadi.

Dalam edaran Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) disebutkan, hasil pemeriksaan real time PCR dinyatakan positif bila terdapat akumulasi sinyal fluoresens.

Baca Juga: Orang Berilmu Tak akan Terasing dan Tak Ada Tempat Terhormat bagi Orang Bodoh Dimana pun

CT value merupakan jumlah siklus yang diperlukan hingga sinyal fluoresens melampaui atau melewati ambang (threshold).

Nilai CT berbanding terbalik secara proporsional dengan jumlah asam nukleat target pada sampel. Semakin rendah nilai CT, makin tinggi jumlah asam nukleat target.

Pada umumnya, batas ambang nilai CT adalah 40, dengan interpretasi sebagai berikut:

nilai Ct <29: positif kuat, yakni ada target asam nukleat dalam jumlah banyak.
nilai Ct 29 – 37: positif, yakni ada target asam nukleat dalam jumlah sedang.
nilai Ct 38 – 40: positif lemah, yakni target asam nukleat dalam jumlah sedikit, dan ada kemungkinan kontaminasi yang berasal dari lingkungan.

Namun demikian, menurut pernyataan PAMKI, beberapa kit reagen mencantumkan threshold yang berlainan, misalnya 41, 35, atau 38. Itu sebabnya, interpretasi hasil PCR harus disesuaikan kembali.

Baca Juga: Terbaru, Harga Emas Hari Ini Kamis, 21 Januari 2021 Terus Merangkak Naik, Antam 2 Gram Rp1.930.000

Beberapa studi membuktikan, ada hubungan antara infektivitas viral load dengan nilai CT swab test. Salah satunya yang dilakukan Bullard, J. dkk pada 2020.

Kesimpulannya, pasien tidak infeksius lagi pada hasil real time PCR dengan nilai Ct ≥24.

Studi lainnya dilakukan Bordon, dkk tahun 2020. Dia mengungkapkan, tenaga kesehatan dengan nilai CT 38 dan sudah 29 hari sejak mendapat hasil PCR positif, dinyatakan sudah tidak bisa menularkan lagi.

Lantas, apakah itu artinya nilai Ct yang tinggi menunjukkan pasien COVID-19 tidak lagi infeksius?

Baca Juga: Juz Amma: Surat Al Ghasyiyah, Ini Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahnya, Yuk Tingkatkan Tadarusnya

Untuk saat ini, belum menjadi saran secara umum menggunakan CT value untuk menentukan apakah seorang pasien COVID-19 infeksius atau tidak. Hal ini karena masih perlu pemeriksaan fisik dan kondisi pasien.

Tetap harus disesuaikan dengan pemeriksaan fisik dan kondisi klinis pasien. Itu karena CT value bisa juga dipengaruhi oleh metode ekstrak sampel dan lain-lain, belum lagi batas ambang nilai CT bisa berbeda.

Pemeriksaan Tes PCR Swab
Meski bisa menjadi salah satu petunjuk, nilai CT belum bisa dijadikan satu-satunya pijakan untuk menentukan seorang pasien virus corona masih bisa menularkan atau tidak. Ada beberapa hal yang tidak bisa dideteksi oleh nilai CT, yaitu:

Baca Juga: Surat Al Adiyat, Berikut Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahnya, Yuk Perbanyak Tadarus Alquran

- Belum ada penelitian menyeluruh dan komprehensif yang dapat diandalkan untuk membuktikan korelasi langsung antara tingkat keparahan penyakit, infeksi, dan nilai CT.

- Nilai CT berbeda dari satu kit ke kit lainnya. Nilai CT yang dihasilkan sangat bergantung pada hal-hal teknis, seperti metode pengambilan sampel, jumlah materi genetik dalam sampel, metode ekstraksi yang digunakan, serta kit PCR yang dipakai.

Pasien dalam tahap gejala awal mungkin menunjukkan nilai CT yang tinggi kemudian dapat berubah. Dalam kasus seperti itu, nilai CT tidak bisa dijadikan patokan.

Tingkat keparahan penyakit COVID-19 sangat bergantung pada faktor viral load. Beberapa pasien dengan viral load rendah mungkin terjangkit penyakit yang sangat parah karena memicu reaksi imun. Karena itu, nilai CT yang tinggi tidak dapat menjadi patokan.

Uji real time PCR yang dilakukan saat ini bersifat kualitatif. Nilai CT dapat memberikan perkiraan kasar tentang viral load. Namun, standar yang lebih khusus masih diperlukan untuk pengujian kuantitatif.

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x