GALAMEDIA – Hari Kanker Sedunia diperingati setiap 4 Februari. Untuk tahun ini, Hari Kanker Sedunia jatuh di hari Kamis.
Dikutip Galamedia dari situs Yayasankankerindonesia.org, kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker.
Sel-sel kanker dapat menyebar dan berkembang ke bagian tubuh lainnya.
Kanker dapat menyerang semua orang pada setiap bagian tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian.
Dua jenis kanker yang banyak menyerang manusia khususnya perempuan adalah kanker kelenjar getah bening dan kanker serviks.
Baca Juga: Gelar Konferensi Pers, AHY Sebut Ada 5 Orang yang Hendak Mengudeta Kekuasaan Demokrat
Jenis kanker pertama adalah Kanker Kelenjar Getah Bening.
Kanker kelenjar getah bening merupakan salah satu kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan di Indonesia.
Kanker Kelenjar Getah Bening terjadi Ketika pertumbuhan yang berlebihan dari sistem kekebalan tubuh.
Gejala utamanya adalah pembesaran pada kelenjar getah bening dan lokasinya bisa dimana saja.
Penurunan berat badan, demam, memproduksi keringat saat malam hari, sering merasa lelah, sakit perut dan bengkak, sesak nafas disertai nyeri pada dada juga merupakan gejala lain dari kanker ini.
Baca Juga: Kabar Gembira! Kang Daniel akan Debut Sebagai Aktor
Hal-hal yang menjadi faktor risiko kanker kelenjar getah bening adalah sebagai berikut:
1. Makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan paparan sinar UV
2. Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis
3. Faktor umur
Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Pola hidup sehat
Dengan makan makanan bergizi seimbang, istirahat cukup dan olahraga teratur akan menjaga kondisi tubuh agar tetap dalam keadaaan prima.
2. Tidak Merokok
3. Tidak melakukan seks bebas dan berganti-ganti pasangan untuk menghindari penularan HIV
Baca Juga: Kabar Terbaru dari Kasus 92 Rekening FPI, Begini Kata Bareskrim Usai Terima Hasil Analisa dari PPATK
Pengobatan kanker kelenjar getah bening dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Cara-cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan radioterapi, kemoterapi atau kombinasi radioterapi, dan antibodi monoklonal.
Jenis kanker kedua adalah kanker serviks.
Kanker serviks adalah jenis kanker yang menyerang leher Rahim. Jenis kanker ini menempati urutan kedua dari sepuluh kanker terbanyak pada perempuan.
Salah satu penyebab utama kanker ini adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, DKI Jakarta Sudah Makamkan 13.300 Jenazah dengan Protokol Covid
Selain infeksi HPV, ada faktor lain yang diduga terlibat yaitu hubungan seksual pertama pada usia muda, hamil di usia muda, hamil terlalu banyak, dan penggunaan Pil KB dini.
Selain itu, merokok dan memiliki riwayat keluarga kanker serviks (faktor genetik) juga diduga terlibat dalam penyebab kanker ini.
Kanker jenis ini tidak memiliki gejala pada stadium awal, namun penting untuk melakukan deteksi dini secara berkala.
Ada beberapa gejala yang mungkin akan terjadi jika mengidap kanker serviks.
Pendarahan dari vagina, keluar cairan tidak biasa dari vagina, dan rasa sakit setiap berhubungan seksual merupakan gejala yang mungkin terjadi.
Baca Juga: KPK Sulit Temukan Jubir, Ribuan Orang Mendaftar Tapi Tak Ada yang Memenuhi Persyaratan
Gejala stadium lanjut berupa penurunan berat badan, mudah lelah, nyeri pada panggul, punggung, dan kaki, serta pembengkakan pada kaki.
Untuk mencegah kanker ini, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Vaksin HPV
2. Mencegah infeksi HPV
3. Untuk gadis atau wanita yang berusia 19 – 26 tahun yang belum menikah atau aktif berhubungan seks hendaknya menggunakan kondom
4. Tidak merokok
5. Pola hidup sehat
Ada cara sederhana, cepat, dan gratis yang bisa dilakukan untuk mengecek penyakit ini.
Cara tersebut disebut IVA (Visual Asam Asetat). IVA merupakan program pemerintah dan bisa dilakukan di Puskesmas.
Baca Juga: Jabar Zona Merah Kekerasan Terhadap Anak, Arist Merdeka Sirait: Jangan Heran Kasus Sodomi Tinggi
Pengobatan kanker serviks pada stadium awal adalah dengan cara operasi pengangkatan Sebagian atau seluruh organ Rahim, radioterapi, atau kombinasi.
Lalu pada stadium akhir, akan dilakukan radioterapi dan atau kemoterapi, dan juga operasi jika memungkinkan.
Akan dilakukan perawatan paliatif jika kanker serviksnya tidak bisa disembuhkan.
Tujuannya adalah mengurangi gejala yang muncul dan meningkatkan kualitas hidup pasien.***