“Sampai saat ini, jumlah pendaftar belum melebihi gelombang satu. Kalau biasanya wisudawan berkisar di angka 1.300 – 1.400 orang, melihat kemarin hanya 500-an, berarti masih ada sepertiga mahasiswa yang belum ikut wisuda. Setelah saya survei, ternyata masih banyak yang menunggu wisuda onsite,” jelasnya.
Kendala yang dialami pada pelaksanaan wisuda daring umumnya saat pengiriman logistik, terutama bagi calon wisudawan yang tinggal di daerah dengan transportasi terbatas. Selain itu, koneksi jaringan yang tidak stabil juga membuat wisudawan sulit mengakses aplikasi Zoom.
Agar wisuda daring berjalan lancar, Unpas bekerja sama dengan pihak ketiga. Hal ini dilakukan guna menghindari masalah teknis karena harus didukung teknologi yang mumpuni. Nantinya, wisudawan terbaik dari setiap fakultas akan diundang ke tempat pelaksanaan dan selebihnya melalui aplikasi.
“Meskipun atmosfer wisuda daring berbeda dengan wisuda onsite, tapi bagaimanapun ini merupakan momentum yang harus dikenang. Mungkin dengan wisuda daring, wisudawan dapat berkumpul dengan keluarga besarnya, lalu yang memindahkan tali toga juga orang tua. Kita semua berdoa, mudah-mudahan Covid-19 cepat berlalu sehingga diperbolehkan melaksanakan wisuda secara langsung,” tutupnya. ***