Gunung Tambora Meletus, Ledakan di Sumbawa Terdengar Hingga Sumatera, 71 Ribu Meninggal, Sejarah 10 April

- 10 April 2022, 04:00 WIB
Kaldera Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.  Gunung Tambora di Sumbawa Meletus, Ledakan Terdengar Hingga Sumatera, 71 Ribu Meninggal, Sejarah 10 April.
Kaldera Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Gunung Tambora di Sumbawa Meletus, Ledakan Terdengar Hingga Sumatera, 71 Ribu Meninggal, Sejarah 10 April. //PORTAL JEMBER/Dok. NASA

Pada pukul 19.00 tanggal 10 April, letusan gunung semakin kuat. Tiga lajur api terpancar dan bergabung. Seluruh pegunungan berubah menjadi aliran besar api.

Baca Juga: Kondisi Setengah Bugil, 3 Pasangan Kumpul Kebo Diamankan dari Kosan di Kota Bima

Batuan apung dengan diameter 20 cm mulai menghujani pada pukul 8 malam, diikuti dengan abu pada pukul 9-10 malam. Aliran piroklastik panas mengalir turun menuju laut di seluruh sisi semenanjung, memusnahkan desa Tambora.

Ledakan besar terdengar sampai sore tanggal 11 April. Abu menyebar sampai Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Bau "nitrat" tercium di Batavia dan hujan besar yang disertai dengan abu tefrit jatuh, akhirnya reda antara tangal 11 dan 17 April 1815.

Dari berbagai sumber disebutkan, letusan tersebut masuk dalam skala tujuh pada skala Volcanic Explosivity Index. Letusan ini empat kali lebih kuat daripada letusan gunung Krakatau tahun 1883.

Diperkirakan 100 km kubik piroklastik trakiandesit dikeluarkan, dengan perkiraan massa 1,4×1014 kg. Hal ini meninggalkan kaldera dengan ukuran 6–7 km dan kedalaman 600–700 meter.

Massa jenis abu yang jatuh di Makassar sebesar 636 kg/m persegi. Sebelum letusan, gunung Tambora memiliki ketinggian kira-kira 4.300 meter, salah satu puncak tertinggi di Indonesia. Setelah letusan, tinggi gunung ini hanya setinggi 2.851 meter.

Baca Juga: Di Hadapan Jenderal Polisi, Mahfud MD Keluarkan Warning Terkait Aksi Mahasiswa 11 April 2022

Akibat letusan, semua tumbuh-tumbuhan di pulau hancur. Pohon yang tumbang bercampur dengan abu batu apung masuk ke laut dan membentuk rakit dengan jarak lintas melebihi 5 km.

Rakit batu apung lainnya ditemukan di Samudra Hindia, di dekat Kolkata pada tanggal 1 dan 3 Oktober 1815. Awan dengan abu tebal masih menyelimuti puncak pada tanggal 23 April.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah