Masjid adalah rumah Allah ‘Azza wa Jalla.
وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا
“Dan yang paling dibenci adalah pasar.” (HR. Muslim)
Tapi kenapa kita melihat saudara-saudara kita berlomba-lomba tak kenal waktu? Dia keluarkan hartanya, dia habiskan waktunya di malam-malam Allah berbagi Lailatul Qadar? Apa masalahnya jama’ah? Apakah dakwah kita belum sampai kepada mereka? Atau karena memang manusia seperti kata Allah:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ﴿١٧﴾
“Karena kalian lebih mementingkan kehidupan dunia. Padahal akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.“(QS. Al-A’la[87]: 16-17)
Akhirat lebih baik dari rumahmu dan isinya, lebih baik dari kota ini dan isinya, lebih baik dari bumi ini dan isinya.
Kita semua tahu dua rakaat sebelum subuh. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مَنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
“Dua rakaat (sebelum) Subuh lebih baik daripada dunia seisinya.” (HR. Muslim)