GALAMEDIA - Sudah lebih dari setengah tahun, obat virus corona sejati masih terus dalam penelitian para ahli. Sejauh ini, berbagai negara menggunakan beberapa pengobatan untuk memangkas masa pemulihan atau mengurangi keparahan pasien dengan gejala berat.
Sebenarnya cukup banyak obat yang digunakan sejumlah orang untuk mengobati pasien positif virus corona. Namun obat yang dikenal secara medis oleh kedokteran hanya ada beberapa saja.
Berikut adalah beberapa obat yang disebut bisa merawat pasien dengan virus corona dan digunakan di berbagai negara:
Hydroxychloroquine
Meskipun kontroversial, Hydroxychloroquine masih digunakan di berbagai negara termasuk Brazil dan Indonesia.
Obat malaria yang satu ini disebut bisa memperpendek masa pemulihan untuk pasien dengan gejala parah. Namun, banyak penelitian menunjukan bahwa obat ini bisa memberikan efek samping.
Baca Juga: Misi Pasukan Khusus Arab Saudi Disebut Digagalkan Petugas Keamanan Perbatasan Kanada
Selain itu, hydroxychloroquine juga digunakan untuk menangani penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh atau autoimun, seperti lupus atau peradangan sendi (rheumatoid arthritis). Penggunaan hydroxychloroquine untuk menangani kedua kondisi ini merupakan langkah alternatif, apabila pengobatan utama yang sudah dilakukan sebelumnya tidak berhasil.
Sebagai obat antimalaria, hydroxychloroquine bekerja dengan cara mematikan parasit penyebab malaria. Sementara itu, untuk menangani radang sendi atau lupus, cara kerja obat ini adalah dengan memengaruhi sistem imun penderita.
Remdesivir
Remdesivir mulanya dikembangkan untuk mengobati Ebola dan sejak itu ditemukan memiliki kualitas antivirus. Penelitian yang didanai pemerintah Amerika Serikat menemukan bahwa pasien yang diobati dengan remdesivir pulih lebih cepat.
Hasil dari uji coba awal menunjukkan remdesivir meningkatkan waktu pemulihan untuk pasien virus corona dari 15 hari jadi 11 hari. Obat ini telah diijinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk penggunaan darurat.
Baca Juga: Startup asal Jepang Tawarkan Masker Pintar Bisa Terjemahkan Bahasa Indonesia
Remdesivir merupakan antivirus yang memiliki spektrum luas dan sempat diteliti untuk mengatasi Ebola, MERS, dan SARS.
Amerika sendiri memborong obat ini untuk mengobati pasien Covid-19. Begitupun Korea Selatan yang memilih remdesivir untuk perawatan pasien Covid-19.
Dexamethasone
Dexamethasone atau steroid yang digunakan selama beberapa dekade disebut mengurangi kematian pasien Covid-19 dengan ventilator sekitar sepertiga dibandingkan dengan perawatan standar.
Meskipun begitu, Organsasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa penggunaaan Dexamethasone hanya akan berfungsi bagi orang dengan gejala yang parah. Para dokter di Indonesia sudah mulai menggunaan Dexamethasone.
Baca Juga: Soal Obat Covid-19, Kemenristek Ingatkan: Obat yang Salah Bisa Jadi Racun dan Berbahaya
Dexamethasone bekerja dengan mengurangi peradangan dan menurunkan sistem kekebalan tubuh, sama seperti steroid yang dihasilkan oleh tubuh secara alami.
Avigan
Avigan sempat disebut presiden Joko Widodo dalam pengobatan virus corona di awal-awal kasus. Obat ini juga telah digunakan di Jepang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menerima obat ditetapkan negatif dalam waktu yang relatif singkat, selain itu gejala pneumonia juga sangat berkurang.
Baca Juga: WHO Tampar Pemerintah Amerika Serikat, Nasionalisme Vaksin Bakal Sia-Sia
Avigan mengandung bahan aktif favipiravir. Favipirapir digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus inluenza. Favipiravir bekerja melawan virus RNA dengan menghambat enzim polimerase, sehingga virus tidak dapat menggandakan diri dan menyebar.
Avigan diproduksi oleh Toyama Chemical, yang merupakan anak perusahaan Fujifilm dari Jepang. Avigan telah diproduksi dan digunakan dalam tahap uji klinis sejak 2014 hingga sekarang. Kandungan favipiravir di dalam Avigan juga sedang diteliti untuk menangani infeksi virus Corona atau Covid-19.***