Network
GALAMEDIANEWS - Tanpa selimut, api, atau termostat yang dapat diatur, lebah madu harus tetap bersatu agar tetap hangat (dan hidup) di musim dingin.
Akan tetapi, lebah madu tidak hibernasi di musim dingin halnya tupai. Mereka berkumpul di sarang mereka dan menggigil agar tetap hangat, hal ini disebut cluster musim dingin.
Dunia sosial lebah madu biasanya dibagi menjadi tiga kasta: pekerja, drone, dan ratu. Tetapi di musim dingin, drone jantan mati, hanya menyisakan kasta wanita: pekerja dan ratu.
Kawanan lebah yang semuanya betina berkerumun dengan erat untuk membentuk kelompok musim dingin, dengan ratu di bagian inti kelompok yang paling hangat dan para pekerja gemetar dan menggigil untuk mempertahankan panas yang dapat bertahan.
Baca Juga: Dialog Forum Penyerbuk di Hari Lebah Sedunia, PEI Gandeng Syngenta dan Ajak Petani Jaga Ekosistem
Di pusat gugusan musim dingin, suhu dapat naik setinggi 90–100 °F (32–37 °C), sedangkan di permukaan gugusan, atau mantel, suhu berfluktuasi sekitar tanda 50 °F.
Untuk mempertahankan diri dan panas, cluster merangkak dan memanjat dalam formasi di sekitar sarang untuk mencapai cadangan madu mereka.
Ratu lebah tetap berada di tengah gugusan, tempat yang paling hangat. Lebah pekerja mengelilingi ratu, dan mereka menggetarkan otot terbangnya untuk menghasilkan panas. Gugus musim dingin bisa sangat rapat, dan lebah bahkan mungkin saling bersentuhan.
Saat suhu di musim dingin turun di bawah 50 °F (10 °C), lebah madu mundur ke sarangnya dan membentuk kelompok musim dingin agar tetap hangat—semacam pesta tidur raksasa selama tiga bulan.
Baca Juga: Ternyata Ada Gunung Berapi Di Bulan, Apakah Sama Seperti Gunung Berapi Di Bumi?
