Penemuan Lubang Buaya, Ini Kisahnya dari Kesaksian Soekitman dan Pohon Pisang yang Mencurigakan

- 1 Oktober 2020, 09:39 WIB
Lubang Buaya Jakarta
Lubang Buaya Jakarta /

Karier
Sukitman lahir di Kelurahan Cimanggu, Kota Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Di usia 18 tahun, Soekitman merantau ke Jakarta dan lulus ujian seleksi masuk Sekolah Polisi Negara SPN Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 1961.


Siswa Angkatan VII SPN Kramat Jati ini menyelesaikan pendidikannya pada Januari 1963 dan dilantik menjadi Agen Polisi Tingkat II. Ia pun memulai karier sebagai polisi di Markas Polisi Seksi VIII Kebayoran, Jakarta, sebagai anggota perintis dari Kesatuan Perintis/Sabhara.

Baca Juga: IKA Sejarah UPI Desak Mendikbud Agar Sejarah Jadi Pelajaran Wajib, Bukan Pilihan Atau Disederhanakan

Kisah Soekitman, penemu lokasi jenazah jenderal di Lubang Buaya
Dengan sepeda inilah Sukitman memergoki gerombolan tentara yang hendak masuk ke rumah Jenderal DI Panjaitan pada tanggal 30 September 1965 dalam pemberontakan G30 S/PKI.

Pada 30 September 1965 di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Jenderal DI Panjaitan.

Baca Juga: Wilayah Selatan Pulau Jawa Diguncang Dua Kali Gempa dalam 24 Jam

Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke Lubang Buaya dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa G30S/PKI.

Atas jasa-jasanya, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi).

Berikut nama 7 Pahlawan Revolusi yang jasadnya dibuang ke sumur Lubang Buaya :

Baca Juga: Tak Banyak yang Melakukan, Ternyata Tidur Siang Menjadikan Suasana Hati Lebih Baik

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x