Jelang Gempa Besar Cacing Tanah Kerap Bermunculan Secara Massal ke Permukaan

- 2 Oktober 2020, 10:18 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi.
Ilustrasi Gempa Bumi. /Pixabay.com

GALAMEDIA - Sejumlah peristiwa gempa besar di dunia memang diawali dengan adanya gejala alamiah berupa kemunculan cacing tanah secara massal.

Di Taiwan, kemunculan cacing tanah dilaporkan terjadi 10 hari menjelang gempa Chi Chi pada 1999. Sebelum gempa Haicheng, Cina, pada 1975, dilaporkan juga ada kemunculan cacing tanah ke permukaan.

Beberapa sumber pustaka lain juga mengungkap fenomena kemunculan cacing tanah menjelang gempa, seperti kajian Chen dan kawan-kawan (2000), Rikitake (1979), Whitehead dan Ulusoy (2013), dan Liso dan Fidani (2014).

"Beberapa pustaka juga mengungkap adanya kemunculan cacing tanah menjelang gempa kuat," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Daryono melalui akun Instagram pribadinya.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gagal Kirim, Sebanyak 3,3 Juta Pegawai Gigit Jari

Ia menjelaskan, munculnya cacing tanah menjelang gempa terkait dengan anomali gelombang elektromagnetik. Anomali ini terjadi beberapa hari sebelum gempa muncul.


Sebuah penelitian yang mengkaji hubungan antara aktivitas cacing tanah dan kelistrikan, Ikeya dkk. (1996) menempatkan beberapa elektroda yang dialiri arus listrik pada permukaan tanah yang banyak terdapat cacing tanah. Sejumlah cacing ternyata merespons anomali kelistrikan itu dengan keluar dari dalam tanah secara hampir bersamaan.

"Sejumlah cacing ternyata merespon anomali kelistrikan dengan keluar dari dalam tanah secara bersamaan," jelasnya.

Namun demikian, laporan kemunculan cacing menjelang gempa besar ini selalu didukung data prilaku gejala alamiah tak lazim lainnya, seperti kemunculan ular, anjing yang terus menggonggong, dan ikan melompat-lompat di kolam.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin 2 Cair Bulan Ini, Simak Penjelasan Menaker Ida Fauziyah

Selain perilaku aneh binatang, para ilmuwan juga menandai adanya anomali prekursor gempa. Prekursor gempa adalah sebuah kondisi fisis yang menjadi petunjuk akan terjadi gempa.

Prekursor dapat berupa anomali permukaan tanah, muka air tanah, emisi radon, dan magnet bumi yang terjadi berbarengan. Radon merupakan unsur radioaktif. Emisi gas radon dipercaya akan keluar ketika batuan akan melepaskan stresnya sehingga radon menjadi parameter prekursor gempa

Meski demikian, munculnya cacing belum bisa dikatakan pasti sebagai petunjuk akan terjadi gempa. Ini karena fenomena cacing tersebut tak bisa berdiri sendiri, harus didukung adanya tanda alamiah lain dan anomali prekursor.

"Sehingga munculnya cacing di wilayah ini diduga disebabkan adanya perubahan kondisi cuaca, iklim, dan lingkungan yang mendadak, termasuk kemungkinan terpapar bahan kimia," kata dia.

Baca Juga: Pemerintah Perluas Subsidi Bunga: Kali Ini Ringankan KPR dan Kredit Kendaraan Bermotor

"Mengingat wilayah kita memang rawan gempa sebaiknya kita selalu waspada. Gempa kuat dapat terjadi kapan saja dan belum dapat diprediksi," tambahnya.

Dikutip dari laman resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), lipi.go.id, geolog dari LIPI, Eko Yulianto, mengatakan kemunculan cacing tanah tak bisa diabaikan.

“Ada catatan, sebelum gempa Pangandaran, beberapa ahli ITB membuat pernyataan gempa tak mungkin di sana. Yang terjadi sebaliknya,” katanya.

Pakar gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Danny Hilman Natawidjaja hal itu tak selalu terjadi sehingga tak bisa dijadikan indikator atau tolak ukur pertanda gempa. Butuh alat untuk memastikan hal tersebut.

“Enggak selalu terjadi, waktu [gempa] Aceh enggak ada, waktu gempa Nias enggak ada, Mentawai enggak ada, ” tutur dia.

“Belum tervalidasi. Kalau ada satu metode yang enggak tentu, enggak bisa diulang lagi dengan cara yang sama, enggak bisa diakui sebagai scientific method [metode ilmiah], ” kata dia.

Baca Juga: Jernih dan Tajam, Suku Asia Bermata Biru Elektrik Ini Ternyata Penduduk Pribumi Indonesia

Meski begitu, tak bisa dimungkiri sejumlah gempa bumi merusak di dunia di antaranya memang diawali cacing keluar dari tanah, seperti di Haicheng.

“Kemungkinannya kecil kalau [alasan cacing-cacing ke permukaan tanah] karena tektonik, ” kata Danny pada 3 Juni 2015 silam.

Dia mengatakan, jikapun ada gempa, kemungkinan itu karena aktivitas tektonik dari lepas pantai. Meski lokasi tersebut, menurut dia, berada jauh dari lepas pantai.

Sementara, kata Danny, energi untuk bisa menimbulkan gempa besar di lokasi itu telah terpakai pada 2006. Dan butuh waktu puluhan tahun untuk mengumpulkan energi baru sebelum bisa menghasilkan gempa.

Dia menduga ada faktor lain yang menyebabkan cacing-cacing tersebut gelisah dan keluar hingga ke permukaan tanah.

Namun, dia tak menampik ada kemungkinan gejala tektonik di suatu tempat bisa saja terbaca lewat perilaku hewan-hewan di sekitarnya.

Seperti cacing ini. Perubahan di alam, kata dia, dapat membuat hewan-hewan merasa gelisah dan tak nyaman.

”Insting makhluk hidup bisa merasakan perubahan di alam, seperti waktu gempa di Padang (Sumatera Barat). Sejak sebelum gempa kok tiba-tiba hewan-hewan besar yang enggak keluar, tiba-tiba keluar, ” ujar dia.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x