Bisnis terjadi karena pihak inisiator memiliki orientasi jangka panjang berupa menciptakan suatu kondisi/pola ketergantungan, sehingga kelak ia bisa mempermainkan sebuah harga terhadap suatu barang di pasaran. Setelah ia meraup sebuah keuntungan, kemudian ia pergi meninggalkan konsumen.
Modus operandi dari monkey business dalam skema semacam ini kurang lebihnya adalah sebagai berikut:
Ciptakan sebuah produk yang seolah berharga. Misalnya, untuk yang akhir-akhir ini lagi marak, yaitu tanaman janda bolong. Beli semua produk itu dengan harga tinggi, misalnya 3 jutaan.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Jumat 2 Oktober 2020 di TV One
Jaga transaksinya sampai barang itu langka di pasaran. Ketika barang itu sudah diambang jenuh, tingkatkan harga itu sedikit lebih tinggi (misal: menjadi 3.5 juta rupiah) guna memacu masyarakat untuk terus memburunya.
Jika masyarakat sudah tidak mungkin mendapatkan barang terebut, ciptakan harga menjadi dua kali lipat, misalnya 6 juta rupiah. Namun, hilangkan market penjualannya. Ketika barang sudah benar-benar langka, lepaskan produk ke pasaran dengan harga 4-5 juta.
Baca Juga: Hari Batik Nasional: Setelah Ditetapkan UNESCO Menjadi Warisan Dunia Ini Sedikit Polemik Soal Batik
Masyarakat kolektor akan memburu barang itu dan menganggapnya sebagai barang mahal/mewah. Perbesar peluang agar masyarakat mudah mendapatkannya. Setelah barang habis, stop membeli lagi barang!
Dan anda sudah mendapat keuntungan. Berikutnya, masyarakat yang hendak menjual tanaman yang sudah dibelinya itu kesulitan mendapatkan orang yang mau membeli. Sebab, mau dipakai apa? Manfaat barang tak sebanding dengan harga yang kelewatan tingginya.
Baca Juga: Hari Batik Nasional, Menilik Sejarah Batik Menjadi Warisan Budaya Indonesia yang Diakui Dunia