Karya Herdi Pamungkas
GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya diceritakan, Nyi iteung memasuki sebuah ruangan yang di dalamnya tersedia rupa-rupa model pakaian yang bahannya dari sutra, semuanya pakaian perempuan seukuran dengan tubuhnya.
Nyi Iteung penasaran lalu mencoba pakaian satu persatu. Kembali bergaya di depan cermin, yang hampir setiap ruangan ada meja rias dan cermin setinggi orang. Berikut lanjutannya;
Setelah merasa puas memasuki hampir seluruh ruangan yang di dalamnya diisi perabotan berharga. Kembali teringan pada sebuah kamar yang terlarang untuk dimasuki.
Baca Juga: The Adventure of Kabayan : Baju Hikmat (1)
"Bisa jadi di ruang tersebut ada perabotan yang lebih berharga dari emas, intan, permata, apalagi perak," keningnya dikerutkan, telunjuknya ditempelkan.
"Tapi barang apalagi yang lebih berharga dibanding seluruh harta yang telah Iteung ketahui tadi?" semakin penasaran. Rasa ingin tahunya semakin menggunung.
**
Sementara Abah dan Ambu yang diantar Sarkawi suda berada di luar pekarangan rumah Haji Sobana.
"Abah, Ambu, Mangga, tos dugi!" Sarkawi membukakan pintu belakang.
"Oh, heueuh, nuhun, Kasep!" Abah turun dari mobil.
Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (2)
"Hidep mah tidak ikut, Jalu?" tanya Ambu turun dari mobil mengikuti Abah.
"Ih, ari, Ambu! Aya ku teu surti," colek Abah. "Hidep mah, Kasep. Temani saja si Nyai di rumah, kasihan tidak ada teman ngobrol!" tatap Abah.
"I, Iya, Abah," Sarkawi meresa senang. Itulah yang diharapkan dalam hati kecilnya. Bicara berduaan di rumah dengan orang yang sangat dicintai lebih terasa indah dibandingkan dengan apa pun. Begitu pikirnya.
"Abah sama Ambu mau nganjang dulu ke rumah Haji Sobana," Abah membalikan tubuhnya mengikuti langkah Ambu yang telah lebih dulu menuju pintu pagar pekarangan rumah Haji Sobana.
Baca Juga: The Adventure of Kabayan Baju Hikmat (3)
"Ya, Abah. Nanti pulangnnya saya jemput lagi. Kira-kira jam berapa?" tanya Sarkawi.
"Gimana nu kasep saja. Kalau sudah rada rineh, silahkan Abah jemput!" Abah seakan-akan memberi keleluasan pada Sarkawai untuk bisa saling ungkapkan isi hatinya dengan Nyi Iteung.
"Mangga, Abah!" Sarkawi kembali masuk ke mobilnya. Meninggalkan Abah dan Ambu yang sudah berada di depan pintu pagar rumah Haji Sobana.
"Sampurasun!" ucap Abah.
"Assalamualaikum," timpal Ambu.
Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (4)
"Rampes, Waalaikumsalam," tidak lama kemudian ada yang membukakan pintu rumah. Haji Sobana sendiri yang ke luar.
"Kumaha kabarnya, Ki Dulur?" Abah mendekat.
"Alhamdulillah, Abah, sehat. Kumaha Abah sakulawarga?"
"Alhamdulillah," jawabnya. Menyambut pelukan Haji Sobana.
Bersambung.....