GALAMEDIA - Ketika membayangkan Asia Tenggara, mungkin terlintas dalam benak kita hutan hujan tropis yang lebat dengan hewan ikonik seperti orang utan, harimau, dan monyet.
Padahal ada hewan-hewan bertubuh besar lainnya yang mungkin kurang terkenal, tapi sama pentingnya bagi ekosistem, seperti serow (mirip kambing), goral, 3 spesies badak Asia, dan satu-satunya spesies tapir masih tinggal di “Dunia Lama”.
Makhluk ini bersama-sama membentuk megafauna Asia Tenggara, kedua setelah Afrika soal keanekaragaman.
Baca Juga: Koleksi Kesayangan Pangeran William, Meghan Markle Pamer Warisan Tak Ternilai Mendiang Putri Diana
Kedua ekosistem kontinental ini merupakan sisa terakhir dari dunia yang sebagian besar telah punah.
Lalu, apa yang menyebabkan begitu banyak spesies megafauna punah?
Dilansirkan theconversation, beberapa teori menunjukkan, ini bisa karena manusia, perubahan iklim, atau keduanya yang membawa megafauna Asia Tenggara menuju kepunahan.
Baca Juga: Pemain Asing Persib Tetap #DiRumahAja, Kenapa Kamu Tidak?
Namun, penelitian terbaru kami di Nature mengindikasikan bahwa naik turunnya sabana yang mendorong terjadinya kepunahan.