Hari Santri Nasional: Refleksi Sejarah Kiyai dan Santri dalam Perjuangannya Melawan Penjajah

- 21 Oktober 2020, 13:53 WIB
 22 Oktober Diperingati sebagai Hari Santri Nasonal. Foto Ilustrasi santri.
22 Oktober Diperingati sebagai Hari Santri Nasonal. Foto Ilustrasi santri. /pixabay/mufidpwt

GALAMEDIA - Besok, 22 Oktober merupakan Hari Santri Nasional. Peringatan Hari Santri Nasional ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 25 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta. Hal tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 22 Tahun 2015.

Penetapan ini dimaksudkan untuk meneladankan semangat jihad kepada para santri tentang ke-Indonesiaan yang digelorakan para ulama.

Baca Juga: Bukan Hanya Presiden Jokowi, Ini Tokoh Indonesia yang Jadi Nama Jalan di Luar Negeri

Tanggal tersebut dipilih, seperti dikutip galamedia dari laman sejarahlengkap.com, karena bertepatan dengan satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH Hasjim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.

Pada tanggal tersebut, KH Hasjim Asy’ari menyerukan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan.

Sekutu yang dimaksudkan adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang. Sementara itu, di belakang tentara Inggris terdapat pasukan Belanda yang ikut membonceng.

Baca Juga: Buron 17 Hari, Dua Begal di Kabupaten Bandung Dilumpuhkan Tembakan Polisi

Selain itu, aspek lain yang melatarbelakangi penetapan Hari Santri Nasional adalah adanya pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia atas peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hari Santri Nasional bertujuan untuk memperingati peran besar kaum kiyai dan kaum santri dalam perjuangannya melawan penjajah yang bertepatan dengan seruan KH Hasjim Asy’ari tersebut.

Peran ulama-ulama lainnya seperti K.H. Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah, A. Hassan dari Persis, Ahmad Soorhati dari Al Irsyad, dan Abdul Rahman dari Matlaul Anwar.

Baca Juga: Terancam Runtuh Selamanya, Pangeran William Diultimatum Akhiri Keretakan dengan Harry Sebelum Maret
Sejarah Hari Santri Nasional
Sejarah Hari Santri Nasional sangat berkaitan erat dengan perisitiwa bersejarah bangsa Indonesia. Peristiwa bersejarah tersebut membawa bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaan dari para penjajah berkat perjuangan para santri dan campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.

Tepatnya pada 22 Oktober 1945, KH Hasjim Asy’ari menyerukan resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri Nahdlatul Ulama. Seruan tersebut dilakukan untuk mencegah dan menghalangi kembalinya tentara Kolonial Belanda yang mengatasnamakan NICA.

Baca Juga: Menko Luhut Mencak-mencak: Lagi Keadaan Susah Gini Masih Demo-demo!

Saat itu, KH Hasjim Asy’ari menyerukan jihad dengan mengatakan bahwa “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu ‘ain atau wajib bagi setiap orang.”

Seruan ini membakar semangat para santri Surabaya untuk menyerang Markas Bridge 49 Mahratta pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Pada pertempuran tersebut, Jenderal Mallaby tewas dalam pertempuran yang berlangsung tiga hari berturut-turut. Pertempuran itu terjadi pada tanggal 27, 28, dan 29 Oktober 1945.

Jenderal tersebut tewas bersama pasukannya sekitar 2.000 pasukan. Peristiwa tersebut menyulut kemarahan angkatan perang Inggris, yang akhirnya berujung pada Peristiwa 10 November 1945.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x