35 Juta Warga DKI Jakatta dan Jabar Mengandalkan Sumber Air dari Sungai Citarum

14 Desember 2020, 14:31 WIB
Satuan Tugas Citarum Harum Sektor 4/Majalaya saat melasanaan sosialisasi penanganan erusakan daerah aliran SungainCitarum di GOR Desa Bojong Kecmatan Majalaya Kabupaten Bandung, Senin (14/12/2020)., /Engkos Kosasih

 

GALAMEDIA - Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum Sektor 4/Majalaya melaksanakan sosialisasi penanganan kerusakaan daerah aliran Sungai Citarum di GOR Desa Bojong Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Senin (14/12/2020). Sosialisasi yang dihadiri 65 orang itu dalam upaya revitalisasi Sungai Citarum menuju Indonesia Emas 2045. 

Sosialisasi itu langsung dihadiri Danki Satgas Citarum Harum Sektor 4/Majalaya Letda Arh Asep Rohman, selain Kepala Puskesmas Majalaya dr. H. Dadan Permana dan pihak SMAN 1 Majalaya, dan aparatur Desa Bojong. Program Citarum Harum ini untuk membantu Pemkab Bandung dalam penanganan kerusakan Sungai Citarum sepanjang 296 KM. 

Baca Juga: Tak Ingin Arwahnya Gentayangan Sendiri, Ibu Nikahkan Jasad Sang Putri dengan Mayat Korban Kecelakaan

Komandan Sektor 4 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Mulyono H.S., yang diwakili Danki Letda Arh Asep Rohman mengajak kepada para peserta sosialisasi untuk berdiskusi tentang sampah, di antaranya sampah organik dan sampah anorganik. 

"Peduli menangani sampah bagian dari ibadah," katanya. 

Ia pun mengungkapkan keperkasaan Citarum pada masa lalu, dengan kondisi air yang bersih dan sehat. Untuk diketahui, Sungai Citarum itu sangat vital karena sumber kehidupan 35 juta jiwa yang ada di aliran sungai tersebut. 

Baca Juga: Sampah di TPS Pasar Baru Majalaya Menggunung, Warga Pertanyakan Uang Retribusi Sampah

"Kembali kita katakan, sekitar 80 persen air baku Sungai Citarum dikonsumsi masyarakat DKI Jakarta. Selain itu untuk kebutuhan irigasi lahan pertanian di Jabar seluas 420.000 hektare," ungkapnya. 

Sampai saat ini, katanya, air baku Sungai Citarum untuk mengairi tiga waduk tempat budidaya ikan air tawar, yakni Waduk Saguling, Cirata dan Saguling. "Manfaat dari aliran Sungai Citarum dapat menghasilkan listrik sebesar 1.900 MW, untuk jaringan Jawa Bali," terangnya. 

Baca Juga: Mulai dari Makanan hingga Perawatan Tubuh, Siap Lengkapi Jajaran Merchant ShopeePay Minggu Ini

Ia pun kembali mengingatkan kepada warga, jika Sungai Citarum dibiarkan terus rusak, akan berdampak pada pemenuhan  kebutuhan hidup masyarakat. Di antaranya harus membeli air bersih Rp 197 triliun per tahun, energi Rp 240 triliun per tahun, perikanan Rp 10 triliun per tahun dan pertanian Rp 20 triliun per tahun. 

"Makanya, kita harus jaga bersama kelestarian Sungai Citarum supaya tidak mengeluarkan banyak anggaran untuk memenuhi kebutuhan itu. Kita harus jaga dan rawat aliran Sungai Citarum," tuturnya. 

Baca Juga: Menu Berbuasa Puasa Senin Kamis, Ini 12 Pilihannya, Ada Buah Mentah, Jus, dan Sayur

Ia menuturkan, permasalahan lingkungan di Sungai Citarum itu, di antaranya limbah domestik, industri, sedimentasi dan penghijauan. "Limbah domestik itu bisa mencapai 70 persen yang dihasilkan rumah tangga, yang dibuang ke Sungai Citarum," katanya. 

Satgas Citarum Harus terus melakukan upaya pencegahan limbah industri yang dibuang perusahaan ke Sungai Citarum. Limbah industri itu bagian dari limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Satgas Citarum Harum juga terus mensosialisasikan penggunaan cairan Bios 44 kepada masyarakat untuk pertanian. 

Baca Juga: Apartemen Jarrdin Cihanpelas Dijadikan Lokasi Prostitusi Online, Polisi Boyong Para Wanita Muda

"Bios 44 dapat menyuburkan lahan pertanian dan meningkatkan produksi pertanian," katanya. ***

 

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler