Cek Fakta: Vaksin Covid-19 Bermutasi Menjadi Ribuan Virus Corona di Seluruh Dunia, Ini Penjelasannya

19 Januari 2021, 13:08 WIB
Presiden RI Jokowi menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19 Sinovac. /setkan.go.id/setkab.go.id

GALAMEDIA - Proses pemberian vaksin Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak 13 Januari 2021.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang menerima vaksin Sinovac. Penyuntikan dilakukan di Istana Negara, Jakarta.

Di tengah upaya pemerintah melakukan vaksinasi, beredar kabar mengenai kandungan dan akibat dari vaksin tersebut.

Baca Juga: INNALILLAHI Kawasan Puncak Bogor Diterjang Banjir Bandang, Begini Nasib Ratusan Warga Cisarua

Beredar sebuah postingan dari akun Facebook Dian Ekawati II berisikan narasi dengan klaim bahwa vaksin Covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan Covid-19 di seluruh dunia. Postingan ini disukai sebanyak 5 kali.

Postingan itu menyertakan pernyataan dari Guru Besar Universitas Brawijaya Sutiman Sumitro yang dimuat di salah satu media nasional.

Baca Juga: Kabar Terbaru Kasus Buron Harun Masiku, Hari Ini KPK Periksa Seorang Pengacara

Berikut kutipan dari isi pesan tersebut:

"MASHALLAH (copas dari grup WA Alumni ITB)
Prof. Sutiman Bambang Sumitro adalah seorang peneliti handal yang dimiliki UB. Beliau telah meluluskan lebih dari 60 doktor dalam bidang mikrobiologi. Reputasinya di Indonesia sdh tidak diragukan lagi.

Kemarin, dalam pertemuan di rektorat, beliau mengatakan bahwa vaksin virus covid-19 nyaris tak ada gunanya. Saya kaget. Apa pasalnya kok vaksin tak menjadi tak berguna?

Ternyata inilah penyebabnya. Vaksin covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan covid-19 baru di seluruh dunia. Beliau bersama anaknya yang ahli IT mengumpulkan data tersebut dari seluruh dunia. Di Indonesia sendiri telah ditemukan ratusan varian covid-19.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Positif Virus Corona, Pemerintah Ceko Perpanjang Status Darurat

Padahal vaksin adalah spesifik. Artinya ia hanya efektif untuk menangkal jenis covid-19 tertentu saja. Kalau virusnya sdh bermutasi, maka antibodi yang dibentuk akibat vaksin tersebut nyaris tak akan efektif menangkal covid-19.

Ini barangkali penjelasan, kenapa ada orang yang pernah terkena covid-19 lantas sembuh, ternyata kambuh lagi. Rekan kami, Rhiza M. Sajad menulis, tetangga beliau, dr. Noer Bahri Noor, sekarang dirawat di rumah sakit karena covid-19, padahal sebelumnya sdh pernah ke covid-19 dan berhasil sembuh."

Tangkapan layar pesan mengenai dampak vaksin./turnbackhoax.id

Berdasarkan pengecekan, seperti dikutip dari turnbackhoax.id, isi dari pesan yang mengutip pernyataan Guru Besar Universitas Brawijaya Sutiman Sumitro bukanlah tentang vaksin Covid-19 yang bermutasi.

Baca Juga: Gayus Tambunan Divonis 7 Tahun dalam Kasus Mafia Pajak, Bob Sadino Tutup Usia pada 19 Januari 2015

Melainkan tentang Covid-19 yang bermutasi menjadi virus lokal yang berdampak pada sulitnya menemukan vaksin ataupun obat secara global.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman, Prof. Amin Soebandrio menjelaskan, mutasi Covid-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin selama mutasi dari virus tersebut tidak mempengaruhi protein pengikat reseptor atau binding domain (RBD) yang merupakan target vaksin.

Berdasarkan artikel berita cnbcindonesia.com berjudul "Vaksin Pfizer Ternyata Ampuh Lawan Varian Covid Inggris-Afsel" pada 8 Januari 2021 menjelaskan bahwa vaksin Pfizer dapat bekerja melawan mutasi Covid-19 yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.

Baca Juga: Kepergok Sedang Mesum di Hotel oleh Istri Sahnya, ASN Ini Malah Keluarkan Surat Nikah Palsu

Melihat dari penjelasan tersebut, vaksin Covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan Covid-19 di seluruh dunia adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang menyesatkan/Misleading Content.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler