Jelang Pelantikan Presiden AS, Trump Masih Belum Terima Hasil Pemilu: Pertempuran yang Sulit

20 Januari 2021, 09:01 WIB
Donald Trump dalam video perpisahannya sebagai presiden Amerika ke 45. /YouTube/White House

GALAMEDIA - Presiden AS Donald Trump telah menyampaikan pidato perpisahannya sebelum meninggalkan Gedung Putih.

Pidato ia sampaikan menjelang pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS, Rabu 20 Januari 2021 waktu setempat.

"Kami telah melakukan sebagaimana yang harus kami lakukan saat menjabat, dan ada banyak lagi," begitu ujar Trump.

Dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, Trump menyatakan dirinya menjalani pertempuran yang sangat sulit selama menjadi presiden.

Baca Juga: Tolong!! Delapan Kecamatan di Jember Butuh Bantuan, Kondisinya Sangat Memprihatinkan

"Pertempuran yang sulit, pertarungan yang paling sulit, karena itulah yang Anda ingin saya lakukan ketika memilih saya," tambah Trump seperti dikutip dari BBC.

Trump masih belum sepenuhnya menerima hasil pemilu November lalu, yang menunjukkan ia kalah dari kandidat Demokrat Joe Biden.

Dua minggu terakhir masa jabatan Trump didominasi oleh dampak dari kerusuhan mematikan di Capitol Hill. Saat itu massa pendukungnya menyerbu Kongres, berusaha untuk membatalkan hasil pemilu.

"Kekerasan terkait politik adalah serangan terhadap segala sesuatu yang kita hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditoleransi," kata Trump dalam videonya. Ia tidak menyebut nama Biden dalam video itu.

Baca Juga: Mendagri Bikin Aturan Baru Mutasi ASN, Tito Karnavian: Nanti Partai yang Bukan Petahana Komplain

Trump telah dimakzulkan karena "menghasut pemberontakan" terkait serangan di Capitol dan akan diadili di Senat setelah dia meninggalkan jabatannya. Jika terbukti bersalah, dia bisa dilarang mencalonkan diri untuk jabatan publik.

Dia adalah presiden pertama dalam sejarah AS yang dimakzulkan dua kali. Pada persidangan pertamanya, dia dibebaskan dari tuduhan terkait masalah Ukraina oleh mayoritas Partai Republiknya.

Kekerasan bermotif politik telah membayangi kasus Covid-19 yang meningkat di negara itu, dengan lebih dari 400.000 orang Amerika meninggal dan 24 juta orang telah terinfeksi virus itu.

Dalam pesannya, Trump mengatakan pemerintahannya membangun ekonomi terbesar dalam sejarah dunia. Pasar saham AS telah pulih dari pandemi virus corona, dengan indeks Nasdaq naik 42 persen pada tahun 2020, dan S&P 500 naik 15 persen.

Baca Juga: Alquran Surat Al Maun, Ini Asbabun Nuzul dan Bacaan Arab, Latin, juga Terjemahnya

Namun, sektor perekonomomian lain menghadapi banyak tantangan. Sejumlah pengusaha memangkas pekerja-pekerja pada bulan Desember. Penjualan ritel turun dalam beberapa bulan terakhir, sementara klaim pengangguran meningkat.

"Agenda kami bukan tentang (sayap) kanan atau kiri, ini bukan tentang Republik atau Demokrat, tetapi tentang kebaikan bangsa, dan itu berarti seluruh bangsa," kata Trump.

Dia meninggalkan kantor dengan peringkat approval sebesar 34 persen, rekor yang rendah untuk presiden yang akan meninggalkan jabatannya.

Donald Trump, dalam pidato perpisahan 20 menit yang direkam sebelumnya mengatakan, pemerintahannya telah melakukan apa yang harus dilakukannya selama menjabat dan ada banyak lagi yang sudah dilakukan.

Baca Juga: Terbaru, Harga Emas Hari Ini Rabu, 20 Januari 2021 Rata-rata Naik, Antam 2 Gram Rp1.925.000

Seseorang dapat memperdebatkan seberapa penting pencapaiannya - apakah tembok perbatasan sepanjang 640 km yang dibangun kembali, pemotongan pajak, pembatalan sejumlah peraturan yang dibuat pendahulunya, hakim-hakim yang ditunjuknya, perang dagang, hingga perjanjian diplomatik Timur Tengah - bisa dianggap pencapaian substantif.

Tapi setidaknya dalam satu hal, bualannya memang benar.

Trump mencalonkan diri sebagai presiden pada 2016 untuk mengguncang tatanan politik yang ada. Dia berkampanye sebagai orang luar yang berjanji untuk memberikan suara kepada mereka yang tidak mempercayai sistem yang ada dan merasa sistem itu tidak lagi berfungsi untuk mereka.

"Saya menjalani pertempuran yang sulit, pertarungan yang paling sulit, pilihan yang paling sulit karena itulah yang Anda ingin saya lakukan ketika memilih saya," katanya.

Baca Juga: Posisi Manchester United Disalip Leicester City Usai Menaklukkan Chelsea 2-0

Kerusuhan dan kebencian yang ditunggangi Trump ke Gedung Putih memuncak dan pecah di Capitol AS dua minggu lalu, meninggalkan reruntuhan - baik secara literal maupun metafora- yang akan membutuhkan waktu dan sejumlah upaya untuk diselesaikan.

Setelah empat tahun menghancurkan norma dan tradisi, mengubah ekspektasi terhadap perilaku presiden, Trump meninggalkan pemerintahan AS yang berubah - secara fundamental dan, mungkin, tidak dapat diubah kembali.

Itu, setidaknya, adalah janji yang dibuat dan janji yang ditepatinya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler