Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Kena OTT, Dewi Tanjung Tuding Kasus ini Sebagai Pesanan si Chaplin ke KPK

2 Maret 2021, 20:42 WIB
Penyidik KPK menunjukan barang bukti kasus dugaan suap Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, 28 Februari 2021. / /Pikiran Rakyat/Amir Faisol


GALAMEDIA – Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah telah diamankan oleh KPK, 26 Februari 2021 dini hari melalui operasi tangkap tangan (OTT).

Selain Nurdin, KPK juga mengamankan Agung Sucipto sebagai (kontraktor); Nuryadi (supirnya Agung Sucipto), Samsul Bahri (Adc Gubernur Sulsel), Edy Rahmat (Sekdis PU Sulsel), dan Irfandi (Supirnya Edy Rahmat).

Pelaksanaan OTT tersebut didasarkan pada Surat Perintah Penyelidikan No: Sprin. Lidik-98/01/10/2020.

Menanggapi hal tersebut, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung menuding jika penangkapan Nurdin merupakan “pesanan” kasus yang diberikan seseorang ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurutnya, pesanan tersebut datang dari sosok yang dikenal dengan sebutan “Chaplin”.

Baca Juga: 10 Juta Bahan Baku Vaksin Sinovac Tahap V Sudah Tiba di Indonesia  

“Nyai Mau Nanya Neeh Guys. Apa bener penangkapan Gubernur Sulsel itu Pesanan si Chaplin ke KPK? Apabila benar prediksi nyai selama ini bener dong kalo KPK bisa terima orderan kasus apalagi yang pesan si Chaplin,” tulis Dewi Tanjung yang dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @Dtanjung15, 3 Maret 2021.

Sebelumnya, masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan keberadaan video yang menuding Jusuf Kalla (JK) sebagai sosok dibalik penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo oleh KPK akibat tindak pidana korupsi benih lobster (benur).

Di dalam video ini diduga terdapat suara Danny Pomanto yang pada saat itu menjadi calon Wali Kota Makassar.

Video yang memiliki durasi 1 menit 58 detik ini menampilkan wajah Danny Pomanto yang kemudian dirinya beralih pada sebuah percakapan yang erat kaitannya dengan insiden penangkapan Edhy Prabowo.

Baca Juga: KPK Ungkap Soal Keberadaan Harun Masiku Saat Ini

Selain itu, sosok yang bersuara itu menyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Habib Rizieq Shihab.

"Makanya, kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap, itu berarti JK (Jusuf Kalla). JK-Anies, tuh. Maksudnya kontrolnya di JK. Artinya begini, dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua, nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik," ujar sosok yang bersuara.

Tidak hanya sampai di situ, sosok yang bersuara itu menilai jika penangkapan Edhy Prabowo tersebut akan membuat hubungan Jokowi dengan Prabowo menjadi retak.

Menurutnya, momen keretakan itu akan menguntungkan JK dan Anies Baswedan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: Berjalan Lamban, Ahok Uring-uringan Soal Pertashop

"Kedua, Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale di sini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Apalagi mengkhianati Jokowi. jadi yang paling untung ini JK. Chaplin yang untung. Jago memang mainnya. Tapi, kalau kita hafal apa yang dia mau main ini," pungkasnya. ***

SUMBER
https://twitter.com/DTanjung15/status/1366726014219345922

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler