Seorang Remaja 17 Tahun Ditembak hingga Tewas dalam Aksi Protes di Senegal

7 Maret 2021, 17:33 WIB
Ilustrasi tembak. /

GALAMEDIA – penembakan di Senegal selatan pada Sabtu, 6 Maret 2021 menyebabkan seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun tewas.

Diketahui hal itu terjadi ketika penentang Presiden Macky Sall menyerukan lebih banyak protes. Serta beberapa kantor polisi telah diserbu menurut seorang pejabat pemerintah.

Menurut pejabat tersebut, remaja itu tewas dalam bentrokan di kota selatan Diaobe, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Baca Juga: Terkait Rencana Eksplorasi Panas Bumi Gunung Tampomas, Bupati Optimistis PLTP Beri Manfaat

Selain itu, para pengunjuk rasa juga telah membakar sebuah kantor polisi militer dan menyerang beberapa gedung pemerintah.

Penangkapan pemimpin oposisi Senegal, yakni Ousmane Sonko pada Rabu, 3 Maret 2021 kemarin menjadi pemicu sedikitnya lima orang tewas dalam unjuk rasa.

Kerusuhan politik ini adalah kasus terburuk dalam beberapa tahun kebelakang bagi negara yang luas dipandang sebagai salah satu negara paling stabil di Afrika Barat.

Baca Juga: Fahri Hamzah Tanggapi Polemik KLB Demokrat, Kudeta Biasanya Berakhir Kudeta

Tewasnya satu orang dalam bentrokan di Diaobe ini dikonfirmasi oleh seorang juru bicara polisi militer Senegal, menurutnya pengunjuk rasa telah merusak enak kantor polisi di seluruh negeri pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Diketahui Ousmane Sonko menempati posisi ketiga dalam pemilihan presiden 2019 ini ditangkap setelah seorang karyawan salon kecantikan menuduhnya telah memperkosanya.

Sonko membantah tuduhan tersebut dan mengatakan hal itu adalah upaya Macky Sall untuk menjerat saingan politiknya, yang kemudian pemerintah membantahnya.

Baca Juga: Tetap Berlatih di Klub Belanda, Pelatih Persib Sanjung Nick Kuipers

Selain tuduhan kepada Sonko, para pemuda unjuk rasa juga melontarkan keluhan-keluhan lain, seperti pengangguran yang tinggi dan langkah-langkah ketat untuk mengendalikan virus corona yang telah menyebabkan kerugian ekonomi, terutama kepada pekerja informal.

Sebenarnya sebagian banyak orang meragukan tuduhan kepada Sonko, karena dua saingan utama Sall dan lainnya juga sebelumnya pernah menjadi sasaran tuduhan kriminal untuk mencegah mereka mencalonkan diri sebagai presiden pada 2019 lalu.

Dalam sebuah pernyataan, koalisi oposisi Gerakan untuk Membela Demokrasi (M2D) menyerukan protes nasional selama tiga hari yang dimulai pada Senin, 1 Maret 2021.

Baca Juga: Lima Tahun Menikah Tak Pernah Bantu Istri di Rumah, Pengadilan Wajibkan Suami Bayar Kompensasi Rp 109 Juta

“M2D menyerukan kepada rakyat Senegal untuk melakukan mobilisasi dan perjuangan damai dengan menggunakan hak konstitusionalnya untuk menolak kediktatoran Macky Sall,” katanya, yang dikutip Galamedia dari Antara.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler